Menurutnya, Indonesia menyimpan potensi yang sangat besar dalam pasar perhiasan emas dari populasi penduduk yang cukup besar dan pertumbuhan ekonomi yang cukup besar. “Dalam 10 tahun belakangan, kelas menengah atas Indonesia meningkat dua kali lipat, sedangkan pasar emas meningkat tiga kali lipat. Jadi, ada korelasi dan ini menunjukkan potensi Indonesia sangat besar untuk pasar perhiasan emas,” ujarnya.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat industri perhiasan mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional. Berdasarkan data 2015, jumlah unit industri perhiasan dan aksesori di dalam negeri mencapai 36.636 perusahaan dengan nilai produksi sebesar Rp10,45 triliun yang menyerap tenaga kerja sebanyak 43.348 orang dan menghasilkan devisa USD3,31 miliar.
Sementara itu, Pendiri dan Komisaris Utama PT Hartadinata Abadi Ferriyady Hartadinata mengatakan, pasar perhiasan emas dalam negeri akan meningkat dari tahun sebelumnya sejalan dengan kondisi ekonomi yang membaik dan tren fashion yang semakin beragam.
“Sejalan dengan bertumbuhnya pangsa pasar perhiasan emas di dalam negeri, kami mengalami pertumbuhan sebesar 20-25% setiap tahun. Market share kami kurang lebih sekitar 10% dari nilai value yang ada di Indonesia,” ujarnya. Ferriyady menuturkan, saat ini perusahaannya mengoperasikan empat pabrik dan telah menjalin kerja sama dengan lebih dari 600 toko emas di seluruh Indonesia.
Selain itu, Hartadinata juga memiliki beberapa toko ritelsendiri. “Kami mempekerjakan 500 pegawai dengan kapasitas produksi 600 kilogram (kg) per bulan. Tahun 2017 target kami tumbuh 20-23% dengan kapasitas tambahan mencapai 120- 150 kg per bulan,” tandasnya.
(Fakhri Rezy)