Kemampuan mencicil mereka hanya Rp1,3 juta pada 2018. Sementara cicilan KPR sudah menyentuh Rp1,33 juta per bulan. Untung mengatakan, hanya 5% properti (di Jakarta) yang bisa diakses daya beli kebanyakan generasi milenial saat ini. Diketahui, generasi milenial adalah mereka yang lahir antara tahun 1990-2000 dan diprediksi menjadi yang terbesar dari populasi di Indonesia pada 2020 mendatang.
Menurut catatan Yoris Sebastian dari OMG Consulting, pada 2020 jumlah usia produktif melonjak hingga 50%-60%. Kini jumlah usia produktif 15 hingga 35 tahun sudah mencapai 40%. Salah satu ciri khas generasi milenial adalah pribadi yang sangat melek digital. Bisa dikatakan mereka adalah pengguna terbesar media sosial. Mereka juga sangat konsumtif dan menjadi target market yang sangat potensial. Berdasarkan data yang didapat dari obrol an di Twitter yang dilakukan Provetic, rentang usia 20-24 tahun menjadi usia user terbesar (45%) dari total responden sebanyak 4.670 akun.
Dan Top Wish List dari kalangan milenial ini merupakan perilaku konsumtif untuk belanja, traveling, membeli tiket konser dan film yang menjadi prioritas. Ivan Sudjana, dosen Fakultas Psikologi UI, menyoroti generasi milenial yang sangat konsumtif serta tidak bisa dipisahkan dari kemudahan mereka untuk berbelanja. Misalnya, sistem kredit yang jauh lebih mudah dan maraknya belanja secara online.
Perilaku “ekonomi” generasi milenial , lanjut dia, sangat berbeda dari generasi-generasi sebelumnya, baik generasi X atau bahkan generasi yang lebih jauh lagi. Untuk mengatasi hal ini, pengamat industri properti Alvin Andronicus mengajak kalangan pelaku industri properti di Indonesia untuk lebih aktif mengedukasi pasar properti bagi generasi milenial . Dia mengemukakan, kebanyakan generasi milenial tidak lagi menempatkan kebutuhan properti sebagai bagian dari kebutuhan pokok yang harus mendapatkan skala prioritas dalam budget keuangan mereka sehari-hari.
Setelah menerima gaji, menurut dia, yang dipikirkan adalah mau traveling ke mana, beli gadget baru apa, atau ikut tren baru apalagi. “Saat ini beberapa bank memberikan kemudahan berupa keringanan mengangsur dengan tenor sampai dengan 25 tahun. Ini merupakan investasi berisiko kecil namun sangat menguntungkan. Dalam lima tahun, kita hanya perlu membayar 20%, namun dapat dipastikan kenaikan harga dalam kurun waktu tersebut sudah lebih dari 50%,” kata Alvin. (tro)
(Rani Hardjanti)