JAKARTA - Senior Vice President Integrated Supply Chain (ISC) Daniel Purba mengatakan, demi efisiensi, pihaknya hanya mengimpor Bahan Bakar Minyak (BBM) sesuai kebutuhan jenisnya. Karena menurutnya, jika mengimpor RON 92 lalu diubah jadi RON 88 merugikan pihaknya
"Kita impor pertamax tidak ubah jadi premium. Kalau kita impor pertamax jual pertamax. Kalau impor premium jual premium," ujarnya di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Jumat (7/4/2017).
Sementara untuk impor high octane mogas component (HOMC) dilakukan untuk meningkatkan oktan supaya nafta lebih layak digunakan. Tujuannya agar Pertamina bisa mendapat RON 88 atau premium yang sudah tidak digunakan di dalam negeri.
"Kalau HOMC kita impor blending dengan nafta jadi mogas 88," kata Daniel
Daniel merincikan, impor premium dalam 5 tahun terakhir ini mengalami penurunan. Pada tahun 2016 lalu angka import premium mencapai 74 juta barel, angka ini menurun 25% dibandingkan tahun 2015 atau sekitar 102,6 juta barel.