Pada kesempatan tersebut Presiden Jokowi meninjau salah satu lokasi yang paling berat secara konstruksi di ruas tersebut, yaitu di sekitar jembatan yang melintasi Kali Tuntang. Di titik tersebut terdapat tebing yang sangat curam setinggi 50 meter sehingga harus dikupas dengan perkiraan jumlah 2 juta meter kubik tanah untuk mencapai standar kemiringan jalan raya. Saat ini pekerjaan pemotongan masih menyisakan sekitar 200 ribu meter kubik.
Jika tidak ada kendala cuaca yang berarti, Menteri Basuki menargetkan pemotongan tersebut sepanjang lebih kurang 500 meter dapat diselesaikan pada bulan Mei 2017, sehingga selanjutnya bisa operasional pada saat mudik Lebaran.
"Jalan tol Bawen-Salatiga kita upayakan untuk operasional saat mudik Lebaran 2017 yang akan datang. Hingga awal April 2017, progress konstruksi untuk Bawen-Salatiga sepanjang 17,50 Km telah mencapai 96,071%," jelas Menteri Basuki.
Jalan tol Semarang-Solo memiliki total panjang 72.64 Km sebagai bagian dari Tol Trans Jawa. Ruas ini dikelola oleh PT Trans Marga Jateng (TMJ), kelompok usaha PT Jasa Marga. Ruas tol Semarang-Solo terdiri dari 5 seksi, yakni Seksi 1 Semarang - Ungaran (16,3 km), Seksi 2 Ungaran - Bawen panjang (11,3 km), Seksi 3 Bawen - Salatiga (18,2 km), Seksi 4 Salatiga - Boyolali (22,4 km) dan Seksi 5 Boyolali - Kartosuro (11,1 km). Saat ini untuk seksi 1 dan 2 telah telah beroperasi.
Jalan tol yang menghubungkan kota Semarang dan Solo tersebut memiliki arti penting bagi denyut nadi perekonomian di daerah yang dilintasi yaitu, Semarang, Salatiga, Boyolali, Sukoharjo dan Solo dalam rangka memperkuat konektivitas mendukung potensi pengembangan wilayah, khususnya untuk peningkatan kelancaran arus barang dan jasa.
(Widi Agustian)