"Kami hari ini hanya menjual 15 botol madu hutan akibat keterbatasan produksi itu," kata Samin yang tingga di Kampung Pamoean Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak.
Ia menjelaskan, produksi madu dilakukan dengan cara tradisional dengan diambil dari sarang atau biasa disebut odeng, untuk dikeluarkan cairannya.
Selama ini, komoditas madu mampu memenuhi kebutuhan ekonomi warga Badui.
"Kami berjualan madu hutan itu kebanyakan pelanggan tetap," katanya.
Kepala Bidang Industri, Dinas Perdagangan, dan Perindustrian Kabupaten Lebak, Herisnen, mengatakan, pihaknya terus mendorong produksi madu Badui berkembang karena dapat meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat.
"Kami terus membina agar budidaya madu hutan di kawasan Badui berkembang sehingga bisa memenuhi permintaan pasar," katanya.
(Fakhri Rezy)