Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Menguat 5,85%, Reksa Dana Tumbuh Tertinggi di Semester I

Antara , Jurnalis-Senin, 03 Juli 2017 |16:30 WIB
Menguat 5,85%, Reksa Dana Tumbuh Tertinggi di Semester I
Ilustrasi (Foto : Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA - Perusahaan bidang jasa penyediaan informasi dan riset, PT Infovesta Utama mencatat kinerja reksa dana saham membukukan pertumbuhan tertinggi selama semester pertama 2017.

"Seluruh indeks reksa dana mencatatkan kinerja positif selama semester pertama tahun 2017 ini. Kinerja terbaik dicatatkan oleh reksa dana saham yang menguat 5,85%," papar Senior Research Analyst PT Infovesta Utama, Viliawati, dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (3/7/2017).

Ia memaparkan bahwa untuk reksa dana pendapatan tetap mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,69% dan reksa dana campuran sebesar 5,62%. Sementara reksa pasar uang naik sebesar 2,26% selama semester pertama 2017 ini.

"Menguatnya indeks reksa dana tak terlepas dari kinerja 'underlying asset'-nya yang juga positif. Selama periode tersebut, indeks harga saham gabungan (IHSG) mencatatkan penguatan sebesar 10,06 persen," katanya.

Viliawati juga memaparkan bahwa Infovesta Government Bond Index mengalami kenaikan sebesar 6,07% dan Infovesta Corporate Index naik sebesar 3,90%. Dibandingkan dengan indeks acuannya, tampak hanya indeks reksa dana pendapatan tetap yang mampu berkinerja lebih unggul.

"Porsi penempatan portofolio yang lebih besar pada obligasi pemerintah diduga menjadi penopang lebih unggulnya kinerja indeks reksa dana itu," katanya.

Sebelumnya, Chief of Investment Officer Bahana TCW Investment Management Doni Firdaus mengatakan bahwa investasi dalam produk reksa dana saham pada 2017 ini cukup menjanjikan seiring dengan pertumbuhan ekonomi domestik.

Menurut dia, perekonomian Indonesia yang bertumbuh akan memberi dampak positif bagi kinerja emiten dan kenaikan harga sahamnya yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Dengan membaiknya pasar saham, kinerja reksa dana saham pun akan membaik dan memberikan imbal hasil yang baik.

Ia mengemukakan bahwa dalam 2 tahun terakhir, IHSG cenderung bergerak mendatar akibat perlambatan pertumbuhan ekonomi menyusul turunnya harga komoditas dan melemahnya nilai tukar rupiah. Tetapi, sekarang sudah ada perbaikan.

"Sekarang mulai ada perbaikan harga komoditas dan stabilitas nilai tukar rupiah. Dampaknya terhadap perekonomian sudah mulai terlihat seperti pada sektor konsumer, terlihat ada pertumbuhan penjualan," paparnya.

(Fakhri Rezy)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement