Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

WAH, Ada Jalan Aspal dari Sampah Plastik, Menko Luhut: Hemat Biaya dan Lebih Kuat!

Dedy Afrianto , Jurnalis-Rabu, 12 Juli 2017 |13:29 WIB
<i>WAH</i>, Ada Jalan Aspal dari Sampah Plastik, Menko Luhut: Hemat Biaya dan Lebih Kuat!
Ilustrasi: (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Luhut Binsar Pandjaitan berencana untuk membangun jalan dengan memanfatkan sampah plastik atau plastic tar road. Indonesia belajar dari India yang telah berhasil membangun jalan dengan cara ini.

Pada proyek ini, plastik akan dijadikan bahan baku tambahan pada pembuatan jalan. Plastik nantinya akan dicampurkan dengan aspal.

Menurut Luhut, proyek ini nantinya akan menghemat biaya perawatan jalan. Pasalnya, jalan dengan sampah plastik ini memiliki kekuatan yang lebih baik.

"Karena ada tiga keuntungan. Satu, cost-nya jalan itu kurang 7%. Kedua, maintenance jalan kurang karena dia lebih kuat. Ketiga, sampah kurang," kata Luhut di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (12/7/2017).

Uji coba program ini akan dilakukan di Bekasi. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat nantinya akan melakukan uji coba pembangunan jalan dengan campuran sampah plastik ini.

"Jadi cepat ini, ini baru dibicarakan empat bulan lalu. Jadi kita mau lakukan pilot project, bulan depan dengan PUPR di Bekasi saya coba plastik itu mix dengan aspal," ujarnya.

Menurut Luhut, proyek ini nantinya juga dapat membantu mengurangi sampah plastik di Indonesia. Sampah plastik di lautan juga dapat dikurangi sehingga tak lagi dikonsumsi oleh ikan.

"Jadi kita jangan buang waktu kita ngomong politik yang aneh-aneh. Karena kalau plastik dimakan ikan, ikan dimakan manusia bahaya," ungkapnya.

Proyek ini nantinya juga diyakini akan menjadi daya tarik bagi sektor pariwisata. Untuk itu, rencana unik ini akan digarap secara serius oleh pemerintah.

"Turis akan sangat baik. Semua jangan hanya kita bicara masalah. Harus ada eksekusi. Saya minta kepada anak muda kamu ada mimpi coba wujudkan dengan kenyataan. Indonesia hanya akan jadi pelengkap penderita (jika tidak berubah)," ujarnya.

Hal ini pun akan dibahas kembali pada internal pemerintah. Beberapa hal seperti subsidi dan pembangunan lanjutan masih membutuhkan pembahasan lanjutan.

"Saya bilang ke Jonan (Menteri ESDM) jangan kasih harga enggak jelas. Kamu kan pernah jadi pengusaha. Ini juga kasih subsidi ke sampah saya bilang ke presiden ini harus dibilang. Tapi ini masih harus melihat equilibrium," ujarnya.

Sampah ini nantinya juga dapat dimanfaatkan untuk berbagai hal. Salah satunya adalah pembangkit listrik tenaga sampah. Program ini tengah dikembangkan pada beberapa kota di Indonesia.

Untuk itu, perlu mekanisme pengumpulan sampah secara profesional agar proyek ini berjalan lancar. Investor pun diharapkan juga dapat tertarik dengan proyek berbasis sampah ini.

"Jangan harga terlalu murah sehingga orang enggak mau," ungkapnya.

Pemerintah juga menjalin kerjasama dengan negara lainnya untuk mengatasi persoalan sampah. Luhut juga mengharapkan adanya kontribusi melalui ide inovatif anak muda di Indonesia terkait masalah sampah ini.

"Jadi nanti ada dari Belanda, anak muda umur 20 tahun temukan sebuah teknologi dan dia mau bantu bersihkan satu sungai di Jakarta," tukas Luhut.

(Fakhri Rezy)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement