Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Turun Tipis, Gini Ratio Indonesia Jadi 0,393

Feby Novalius , Jurnalis-Senin, 17 Juli 2017 |14:22 WIB
Turun Tipis, Gini Ratio Indonesia Jadi 0,393
Ilustrasi: Okezone
A
A
A

JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia yang diukur oleh gini ratio pada Maret 2017. Adapun angka gini ratio Maret 2017 sebesar 0,393 atau menurun sebesar 0,001 poin jika dibandingkan dengan gini ratio September 2016 sebesar 0,394.

Kepala BPS Suhariyanto menerangkan, salah satu ukuran ketimpangan yang sering digunakan adalah gini ratio yang nilainya berkisar antara 0-1. Semakin tinggi nilai gini ratio menunjukan ketimpangan yang semakin tinggi.

Secara nasional, nilai gini ratio Indonesia selama periode 2010-September 2014 terus mengalami fluktuasi dan mulai Maret 2015 hingga Maret 2017 nilainya mulai turun. Kondisi ini menunjukkan bahwa selama periode Maret 2015-Maret 2017 terjadi perbaikan pemerataan pengeluaran di Indonesia.

"Pada Maret 2017, jika dibandingkan dengan gini ratio Maret 2016, maka terjadi penurunan 0,004 poin atau menjadi 0,393," ujarnya di kantor BPS Pusat, Jakarta, Senin, (17/7/2017).

Dia menambahkan, jika melihat gini ratio sebesar 0,393, daerah perkotaan mengalami penurunan sebesar 0,002 poin menjadi 0,407. Sementara untuk daerah pedesaan, gini ratio Maret 2017 sebesar 0,320 naik 0,004 poin dibandingkan gini ratio September 2016 sebesar 0,316 serta turun 0,007 poin dibandingkan gini ratio Maret 2016 sebesar 0,327.

Sementara untuk distribusi pengeluaran pada kelompok 40% terbawah adalah sebesar 17,12%. Artinya, pengeluaran penduduk masih berada pada ketegori tingkat ketimpangan rendah. Jika dirinci menurut wilayah, di daerah perkotaan angkanya tercatat sebesar 16,04% yang artinya berada pada kategori sedang.

"Untuk daerah pedesaan, angkanya tercatat 20,36% yang berarti masuk kategori ketimpangan rendah," pungkasnya.

(Rizkie Fauzian)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement