Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Enggan Beli Properti, Konsumen Pilih Investasi Mata Uang

Agregasi Rumah.com , Jurnalis-Sabtu, 22 Juli 2017 |09:38 WIB
Enggan Beli Properti, Konsumen Pilih Investasi Mata Uang
Ilustrasi: Shutterstock
A
A
A

JAKARTA – Situasi perekonomian global dan regional yang masih dalam tahap pemulihan secara makro memberi imbas bagi sektor properti. Salah satunya adalah ekspansi kredit properti yang disalurkan perbankan tertahan sejak 2014, termasuk juga gerak pertumbuhannya yang melambat.

Kredit untuk sektor properti dapat berupa kredit korporasi yang diperuntukkan bagi perusahaan pengembang (developer) maupun perusahaan kontraktor bangunan.

Selain itu, perbankan juga dapat menyalurkan kredit kepada para konsumen dalam bentuk Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Pemilikan Apartemen (KPA). Saat ini kredit untuk konsumen (KPR dan KPA) diyakini masih mendominasi porsi kredit perbankan ke sektor properti.

Direktur GMT Properti Sunardjaja Tjitjih mengatakan, ketatnya peraturan pemberian kredit properti dan penurunan daya beli masyarakat diakui sebagai faktor yang membuat permintaan terhadap kredit properti mengalami pelambatan.

“Bisnis properti yang sedang kurang bergairah tersebut menjadi perhatian banyak pihak, termasuk kalangan perbankan dan lembaga keuangan lainnya. Pasalnya, properti merupakan salah satu sektor yang memiliki kemampuan untuk menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.

“Di dalam sektor properti setidaknya ada 135 sektor turunan yang memengaruhi ekonomi masyarakat,” katanya dalam sambutan Seminar Strategi Penanganan Pembiayaan Sektor Properti di Tengah Melemahnya Daya Beli yang diselenggarakan di Jakarta.

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement