Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Aktivitas Perdagangan Sepi, Pedagang Beras Minta Besaran HET Direvisi

Feby Novalius , Jurnalis-Kamis, 27 Juli 2017 |16:03 WIB
Aktivitas Perdagangan Sepi, Pedagang Beras Minta Besaran HET Direvisi
Ilustrasi: Okezone
A
A
A

JAKARTA - Aktivitas perdagangan beras di Pasar Induk Beras Cipinang cenderung menurun. Hal tersebut dikarenakan adanya penolakan pedagang terhadap Peraturan Kementerian Perdagangan Nomor 47 Tahun 2017 yang mengatur harga eceran tertinggi (HET) beras sebesar Rp9.000 per kg.

Pedagang beras sekaligus Pengurus DPP Perpadi Billy Haryanto menerangkan, aktivitas sepi bukan karena banyak toko yang tutup, tapi lantaran tidak adanya pengiriman beras baru ke Cipinang untuk beras kualitas premium.

Baca juga: Isu Oplosan Jangan Sampai Buat Masyarakat Takut Beli Beras

Menurut dia, pedagang masih khawatir untuk menjual beras premium karena harganya sendiri masih di atas Rp9.000. Oleh karenanya, daripada menambah stok beras, pedagang pun lebih memilih menghabisi stok yang lama.

Atas dasar hal ini, lanjut Billy, pedagang meminta pemerintah merevisi besaran HET. Sebab untuk beras kualitas premium, harganya sudah pasti di atas HET.

Baca juga: Bagaimana Cara Buat Petani hingga Konsumen Tersenyum soal Harga Beras?

"Kita enggak nolak harga acuan beras, tapi minta direvisi. Jadi pengiriman baru bisa dilakukan ketika ada revisi," tegasnya saat dihubungi Okezone.

Meski tidak melakukan pengiriman beras baru kualitas premium, untuk aktivitas pengiriman beras kualitas medium atau di bawah HET, masih tetap dilakukan.

Baca juga: Klasifikasi Tidak Jelas, Masalah Beras Jangan Terlalu Dibesar-besarkan

"Kalau medium masih dikirim. Jadi tetap buka untuk menjual beras medium dan premium menghabisi stok lama saja," tuturnya.

Terkait permintaan revisi HET, Billy mengatakan, pihaknya sudah menyampaikan permohonan revisi kepada Kementerian Perdagangan (Kemendag). Namun karena Menteri Enggartiasto Lukita sedang menjalankan tugas di luar negeri, permintaan masih diproses.

"Kita sedang menunggu dan tidak tahun sampai kapan. Katanya Mendag lagi di Afrika, kalau seperti ini nunggu, sampai kapan kita bisa jualan. Sudah ada ada permintaan, kita bisa jualan. Soalnya kan langganan di luar enggak mau pesan, takut," ujarnya.

(Rizkie Fauzian)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement