JAKARTA - Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) dan Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) sepakat untuk mengembangkan ekonomi yang berbasis syariah. Sehingga ekonomi syariah bisa menjadi bagian dari perekonomian utama secara umum dalam konteks pembangunan nasional.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, hal yang terpenting untuk memajukan ekonomi syariah adalah dengan meningkatkan sektor riilnya. Dengan cara fokus untuk menggarap sektor wirausaha.
Baca juga: Ketua MUI: 10% APBN Harus Masuk ke Ekonomi Syariah
"Strateginya itu tadi pengembangan sektor riilnya. Mau enggak mau harus dimulai dari wirausaha," ujarnya saat ditemui di Hotel Fairmont, Jakarta, Jumat (28/7/2017).
Bambang menilai selama ini, sektor wirausaha syariah kurang begitu diperhatikan. Bahkan jika dibandingkan dengan negara-negara non-Muslim seperti Korea, wirausaha syariah di Indonesia masih sangat jauh tertinggal.
"Jadi pengembangan wirausaha muslim dan pengusaha pengusaha itu yang menjadi prioritas," kata Bambang.
Sebelumnya, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro sekaligus Sekretaris KNKS mengatakan, salah satu yang menjadi prioritas KNKS ke depan adalah mengembangkan lembaga keuangan mikro syariah atau ‘islamic micro finance.
Baca juga: Ketua MUI: Penguatan Ekonomi Syariah Bisa Hilangkan Kesenjangan
"Salah satu prioritas kita adalah islamic micro finance. Banyak praktik islamic micro finance yang dapat dijadikan contoh, baik itu bank syariah maupun BMT (Baitul Maal wat Tamwil). Contoh-contoh bagus itu kita jadikan model dan replikasi sebanyak mungkin ke berbagai tempat dan institusi keuangan syariah di Indonesia," tukas Bambang.
(Rizkie Fauzian)