”Prosesnya paling seminggu, kita akan mengajukan pada Senin (31/7) depan,” tutur Zulfikri.
Terkait dengan uji coba infrastruktur, Zulfikri menilai, sejauh ini sarana dan prasarana pendukung sudah cukup baik, termasuk LAA dengan kapasitas 4.000 kilowatt. Vice President Corporate Communication PT KCJ Eva Chairunissa menjelaskan, uji coba ini untuk melihat kesiapan infrastruktur dan persinyalan.
Sebab, persinyalan merupakan unsur utama dalam pengoperasian kereta untuk menghindari terjadinya kecelakaan kereta dan memastikan perjalanan kereta sesuai dengan jadwal yang ditentukan. ”Kita mengecek kondisi listrik aliran atas yang akan dilalui kereta sepanjang Jakarta-Cikarang,” ujar Eva. Pada awal operasi nanti, kata Eva, akan ada sepuluh perjalanan kereta setiap harinya dengan menggunakan formasi delapan gerbong dalam satu rangkaian.
Namun demikian, tidak tertutup kemungkinan formasi tersebut akan ditambah menjadi 12 gerbong, bila jumlah penumpang untuk rute itu bertambah. ”Tahap awal kita akan ada lima perjalanan PP (pulang-pergi). Artinya, 10 perjalanan per hari. Kita pakai 8 gerbong untuk 1 rangkaian. Kalau memungkinkan, nanti akan ditambah menjadi 12 gerbong, seiring bertambahnya minat penumpang,” tutur Eva.
Eva menyebutkan, kereta dari Jakarta Kota menuju Cikarang akan melewati beberapa stasiun, di antaranya Stasiun Jayakarta, Mangga Besar, Sawah Besar, Juanda, Gambir, Gondangdia, Cikini, dan Manggarai. Dari Manggarai, sambung Eva, kereta akan melewati Stasiun Jatinegara, Klender, Buaran, Klender Baru, Cakung, Kranji, dan Bekasi.
”Di Stasiun Gambir kereta tidak berhenti. Sementara Stasiun Manggarai menjadi stasiun transit bagi penumpang yang ingin melanjutkan perjalanan kereta untuk rute lainnya. Waktu tempuh kereta dari Stasiun Cikarang ke Jakarta sekitar 1 jam 20 menit,” ujarnya.