Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

TREN BISNIS: Kantor First Travel Digeruduk Jamaah hingga Inflasi Juli Tembus 0,22%

Donald Banjarnahor , Jurnalis-Rabu, 02 Agustus 2017 |06:58 WIB
TREN BISNIS: Kantor First Travel Digeruduk Jamaah hingga Inflasi Juli Tembus 0,22%
(Foto: Okezone)
A
A
A

Kombinasi Rokok, Mi Instan, hingga Listrik Penyebab Inflasi Juli 0,22%

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Juli 2017 kembali mengalami inflasi sebesar 0,22%. Inflasi ini lebih rendah dari periode yang sama pada 2016.

"Juli 2017 dari Juli 2016, memang lebih rendah. Juli 2016 lalu terpantau inflasi  0,69%," ungkap Kepala BPS Suhariyanto di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin (1/8/2017).

Menurutnya, penyebab inflasi menurut kelompok pengeluaran tertinggi pada kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,62% serta makanan jadi, minuman, dan rokok sebesar 0,5%.

"Bahan makanan inflasi 0,21%. Sementara andilnya 0,04%. Ada beberapa bahan makanan inflasi dan ada beberapa bahan makanan deflasi. Inflasi antara lain ikan segar 0,04%, telur, ayam ras, tomat sayur masing-masing 0,02%. Kacang panjang, buah-buahanan seperti jeruk masing-masing 0,01%," jelasnya.

Sementara itu, yang memberikan dominan terhadap deflasi pada Juli 2017 adalah harga bahan pokok yang sebelumnya sumbang inflasi yakni bawang putih 0,07%, daging ayam ras 0,02%. Beras dan cabai merah masing-masing 0,01%. "Kombinasi ini sebabkan masih ada Inflasi di bahan makanan sebesar 0,21% dengan andil 0,04%," katanya.

Sementara itu penyebab inflasi dari makan jadi yakni minuman, rokok, dan tembakau 0,57%. Dikarenakan adanya kenaikan merata di seluruh makanan jadi seperti mi, nasi, lauk, kopi manis, rokok kretek yang masing-masing 0,01%.

"Ini rata dan kalau digabung sumbangannya menjadi 0,1%. Ini sesuatu yang biasa karena share-nya 0,14%. Ini biasa terjadi di musim liburan," jelasnya.

Selain itu perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sumbang 0,06% dan sudah tidak lagi dipengaruhi dari penyesuaian harga listrik. Karena inflasi lebih dipengaruhi oleh komponen inti.

"Administered prices sudah enggak ada lagi, seperti tarif listrik sudah enggak ada. Volatile food tipis. Inflasi Juli lebih karena inflasi inti, kenaikan makanan jadi dan biaya pendidikan," tukasnya.

(Donald Banjarnahor)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement