Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Mantap! Serap Jutaan Tenaga Kerja, Industri Jamu dan Obat Tradisional Tumbuh 10%

Koran SINDO , Jurnalis-Rabu, 02 Agustus 2017 |11:32 WIB
Mantap! Serap Jutaan Tenaga Kerja, Industri Jamu dan Obat Tradisional Tumbuh 10%
Ilustrasi: (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebut, industri jamu nasional pada 2017 tumbuh sebesar 10% dibandingkan pada 2016.

Pasar industri jamu atau obat tradisional pun masih didominasi oleh produk dalam negeri. Mengingat perannya yang mampu memberikan kontribusi yang cukup signifikan bagi perekonomian di Indonesia, baik itu dalam penyerapan tenaga kerja maupun peningkatan nilai tambah, Kemenperin mendapuk industri kosmetik dan jamu sebagai salah satu sektor strategis dan potensial. Karena itu, Kemenperin terus memacu daya saing industri kosmetik dan jamu nasional agar bisa berkompetisi di pasar global.

”Industri farmasi dan kosmetik, termasuk industri obat tradisional, menjadi salah satu sektor andalan karena sebagai penggerak utama perekonomian pada masa yang akan datang,” kata Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kemenperin Gati Wibawaningsih di Jakarta.

Baca Juga:

Dia mengatakan, potensi industri kosmetik dalam negeri didukung melalui kekuatan sekira 760 perusahaan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, dengan menyerap tenaga kerja langsung sebanyak 75.000 orang dan tenaga kerja tidak langsung 600.000 orang.

”Artinya, sektor ini tergolong padat karya, dan kami dorong agar juga berorientasi ekspor,” kata Gati. Sementara untuk produsen jamu, saat ini terdapat 986 industri jamu yang terdiri atas 102 industri obat tradisional (IOT) dan selebihnya termasuk usaha kecil obat tradisional (UKOT) yang tersebar di wilayah Indonesia terutama di Pulau Jawa. Hingga saat ini, kata dia, industri obat tradisional mampu menyerap lebih dari 15 juta tenaga kerja, 3 juta di antaranya terserap di industri jamu yang berfungsi sebagai obat dan 12 juta lainnya terserap di industri jamu yang telah berkembang ke arah makanan, minuman, kosmetik, spa, dan aroma terapi.

Direktur Industri Kimia Hilir Kemenperin Teddy Caster Sianturi menegaskan, pihaknya telah menekankan kepada industri kosmetik dan jamu agar terus meningkatkan penguasaan teknologi dan penggunaan produk dalam negeri.”Upaya ini diharapkan akan mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku impor,” ujarnya.

Baca Juga:

Menurut Teddy, bahan baku industri kosmetik yang menggunakan sumber daya alam pada umumnya diperoleh dari dalam negeri. Di Indonesia, terdapat 30.000 jenis tanaman herbal namun baru 350 jenis yang sudah dimanfaatkan oleh industri.

Hal ini menurutnya, menjadi peluang pengembangan bagi industri obat tradisional serta kosmetik yang berbahan dasar alam yang sedang menjadi tren. Teddy mengatakan, pembinaan di industri ini membutuhkan kerjasama lintas sektoral yang saling terintegrasi. Pasalnya, selain pemenuhan terhadap regulasi dari sisi kesehatan, juga diperlukan fasilitasi atau pembinaan untuk menjamin standar dan kualitas produk.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement