JAKARTA - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Wamen ESDM) Arcandra Tahar mengatakan, pihaknya mempunyai cara lain untuk mengurangi emisi (karbon/polusi) di Indonesia. Salah satunya dengan mendorong penggunaan mobil listrik.
"Mobil listrik Peraturan Presiden (Perpres) kita usulkan. Kita berharap, orang di dunia sekarang sudah ada mobil listrik perkembangan cepat, kita jangan ketinggalan. Kita berharap ada keringanan bea masuk. Kita dorong mobil listrik, kalau tidak komitmen kita untuk mengurangi efek gas rumah kaca ini tinggal ditulisan," ungkapnya di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Jakarta, Kamis (3/8/2017).
Baca Juga:
WOW! Produksi Mobil Listrik Made in Indonesia Dimulai pada 2020
Soal Mobil Listrik, Menteri Jonan: Pemerintah Akan Berikan Insentif, Termasuk Pajak
Arcandra menyebut bahwa penggunaan kendaraan bermesin mencemari udara karena menggunakan bahan bakar petroleum. Sehingga di canangkan mobil dengan tenaga listrik agar nantinya 25% penggunan petroleum bisa dikurangi karena tidak menghasilkan CO2.
"Salah satu penyumbang efek gas rumah kaca adalah petroleum product. Maka kita dorong mobil listrik ini. Salah satunya untuk mengurangi efek gas rumah kaca," jelasnya.
"Mobil listrik komponen yang listrik tergantikan 25%, 75% masih yang sekarang ini. Dari 75% berapa persen dari produk petrolium? Kita masih bergantung pakai patrolium produk. Untuk menjadikan pembangunan Energi Baru Terbarukan (EBT) itu diperlukan," imbuh Arcandra.
Namun ia mengatakan langkah ini memang tidak akan sepenuhnya mengurangi emisi dari penggunaan petroleum. "Untuk menghilangkan 100% itu belum. Tapi perlahan-lahan energi fosil bisa kita hilangkan," tukasnya.
(Dani Jumadil Akhir)