Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Tak Lagi Andalkan Survei, BI Cari Alternatif Data dari Medsos hingga E-Commerce

Ulfa Arieza , Jurnalis-Senin, 07 Agustus 2017 |17:08 WIB
Tak Lagi Andalkan Survei, BI Cari Alternatif Data dari Medsos hingga <i>E-Commerce</i>
Jajaran BI. (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) berupaya mengoptimalkan pemanfaatan big data guna mengetahui kondisi perekonomian Indonesia secara up to date. Sehingga, BI dapat dengan sigap mengambil sikap terkait kondisi ekonomi yang terjadi.

Big data dimaksud adalah kumpulan data yang dihimpun dari berbagai sumber untuk kemudian diolah dan diekstrak untuk mendapatkan kesimpulan. Mayoritas data yang dikumpulkan, berasal dari sumber-sumber yang terjaring internet.

Kepala Departemen Statistik BI Yati Kurniati memaparkan, BI memanfaatkan Big datatak lepas dari kondisi teknologi saat ini yang bertumbuh dengan pesat. Sehingga perlu dioptimalkan sebaik mungkin untuk turut mendukung pertumbuhan ekonomi.

"Banyak manfaat yang diperoleh melalui kemajuan teknologi dan informasi dari waktu ke waktu. Kami gunakan untuk perbaikan kualitas data dan informasi untuk ambil keputusan," katanya di Gedung BI, Jakarta, Senin (7/8/2017).

Adapun sumber data yang digunakan untuk keperluan big data, di antaranya adalah dengan memanfaatkan berita online, media sosial, fintech, e-commerce, portal iklan online, internet search data, citra satelit, serta GPS dan data sensor. Data-data tersebut nantinya diolah sedemikian rupa untuk memperoleh hasil akhir.

"Kita gabung semua data itu untuk diproses dengan kebijakan yang telah disepakati untuk kualitas informasi yang lebih baik," ujarnya.

Meski demikian, dia menyatakan bahwa pemanfaatan big data melalui sumber-sumber tersebut bukan berarti BI tidak akan lagi mengumpulkan data melalui metode survei. Pemanfaatan big data menjadi pelengkap sekaligus pemanfaatan data yang dapat dikumpulkan dengan lebih up to date dan efisien.

Tapi ada tracking dengan data (dengan pengumpulan data) yang lebih sering, yang lebih cepat untuk deteksi arah perkembangan variabel ekonomi," paparnya lagi.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement