Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Mengintip Bisnis Cybersex dan Kehidupan Cam-Girls di Rumania

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Kamis, 10 Agustus 2017 |20:29 WIB
Mengintip Bisnis <i>Cybersex</i> dan Kehidupan <i>Cam-Girls</i> di Rumania
Lorenzo Maccotta/BBC
A
A
A

Apakah Sandy Bell adalah korban? Dia bilang dia tidak, meski feminis seperti Irina Ilisei mengatakan pertanyaan yang lebih rumit dari yang terlihat. "Apakah kita berbicara tentang wanita yang dipaksa melakukan ini? Apakah mereka wanita yang memilihnya? Atau mungkin mereka melakukannya karena mereka dimanipulasi secara psikologis, atau mereka memiliki kekurangan ekonomi. Mungkin, ini adalah kombinasi dari semua faktor ini, " ujarnya.

Ilisei percaya bahwa faktor itu juga yang jadi pendorong termasuk tingkat kehamilan remaja Rumania yang tinggi, dan fakta bahwa 30% dari mereka yang menyelesaikan pendidikan tinggi tidak dapat menemukan pekerjaan.

Industri webcam juga melakukan yang terbaik untuk menarik perhatian wanita muda ke dalam bisnis.
"Ada iklan di kampus universitas. Siswa mendapatkan pesan lewat Facebook tentang tawaran kerja. Dan studio itu seperti perusahaan seperti  karir di bidang lain. Bahasanya adalah tentang memberdayakan wanita muda, mandiri, belajar, bahkan mendapatkan bonus jika Anda meyakinkan temanmu untuk mencobanya juga, " ujar Ilisei.

Bagi Lana, 31 tahun, webcamming telah menyediakan cukup uang baginya untuk membesarkan anak perempuannya sendiri, dan menginvestasikan uangnya dalam sesuatu "yang akan mendatangkan uang ke negara ini".

Dia berencana untuk berhenti dalam waktu dua tahun. Tapi beberapa wanita tidak bebas membuat pilihan yang dimiliki Lana. Oana, 28 tahun, menganggap dirinya sebagai pelarian dari industri seks.

Pada usia 16, dia jatuh cinta dengan pacar yang membujuknya untuk melakukan video chat. "Dia mengatakan kepada saya bahwa saya hanya harus berbicara, itu saja, tapi dia di kamar bersamaku, dan kami membuat pornografi di sana."

Dia kemudian bekerja sebagai pelacur di Jerman, sampai dia menemukan keberanian untuk kembali ke Bucharest dalam kehidupan baru. Sekarang dia bekerja dalam pencegahan pekerjaan seks dan mengkampanyekan tentang pengalamanya kepada wanita muda, dan mencoba meyakinkan mereka tentang bahaya video chat.

"Ada gadis yang berpikir mereka hanya akan tinggal di depan kamera dan menghasilkan uang. Tapi semua hal yang mereka lakukan di sana akan mempengaruhi pikiran mereka. Langkah selanjutnya adalah pelacuran, saya lihat itu sekarang."

Namun, Lana tidak setuju. "Ini tentang menjual otak Anda, bukan tubuh Anda," katanya. "Saya melihatnya seperti sebuah pertunjukan,  tapi ini bukan pekerjaan untuk semua orang. Banyak gadis berhenti setelah beberapa minggu atau bahkan hari, karena mereka memiliki pola pikir bahwa mereka menjual tubuh. Pola pikir Anda adalah Yang penting dalam pekerjaan ini, saya memiliki batasan, dan saya benar-benar tidak merasa dieksploitasi. "

Andra Chirnogeanu, Manajer PR Studio 20, juga menolak gagasan bahwa ini adalah tindakan berisiko atau merusak secara psikologis."Yang merusak secara psikologis adalah bekerja 12 jam di kantor mendapatkan upah minimum,"  katanya.

Namun, kenyataan bahwa model yang sering berusaha menyembunyikan pekerjaan mereka. Jika Lana dan Sandy Bell bisa hidup dengan baik dengan kualifikasi dan pengalaman kerja lainnya, apakah mereka masih memilih untuk menanggalkan pakaian untuk klien bila tinggal di New York, Frankfurt dan London?

(Donald Banjarnahor)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement