JAKARTA - Pemerintah memproyeksikan defisit tahun ini berada di kisaran angka 2,67%. Untuk tahun 2018 defisit ditargetkan lebih rendah dari 2017, yakni dikisaran 2,19%. Langkah pemerintah menekan defisit dengan tidak terlalu membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Meski anggaran negara tak ingin terlalu dibebani untuk menjaga defisit, di sisi lain pemerintah ingin pertumbuhan ekonomi dapat melaju di angka 5,4% pada tahun depan. Diyakini hal itu bisa bertumbuh dengan beriringan.
"Kita tidak mengandalkan pada APBN. Makanya defisitnya bisa turun tapi growthnya lebih tinggi gitu, jadi bukannya kebalikan seperti yang dikatakan pengamat," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani di Jakarta, Rabu (16/8/2017).
Baca Juga:
Kata dia, kekhawatiran yang diutarakan oleh ekonom terkait defisit, utang dan pertumbuhan ekonomi, menjadi wajar apabila pertumbuhan lebih rendah dan defisitnya lebih tinggi dan utang bertambah.
"Itu baru anda worry. Kalau sekarang ini dibandingkan tahun lalu pertumbuhan tahun ini kan kira-kira 5,1% atau 5,2%, tahun depan 5,4% (pertumbuhan ekonomi)," jelasnya lebih lanjut.
Baca Juga:
"Defisit tahun ini 2,67% (outlooknya), tahun depan 2,19%. Jadi kalau dilihat pertumbuhannya lebih tinggi, tahun depan tapi defisitnya lebih rendah itu berarti APBN bebannya lebih rendah karena kita konsen juga mengenai kesehatan dari APBN," paparnya.
Dengan demikian, pemerintah optimis pertumbuhan ekonomi dapat mencapai target. "Karena faktor-faktor penyumbang pertumbuhan di luar APBN diharapkan mulai menyumbangkan pertumbuhan, investasi, ekspor dan konsumsi akan terjaga," tandasnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)