JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati melakukan rapat kerja dengan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI. Adapun pembahasan mengenai asumsi makro yang ada di postur Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018.
Dalam Ruang Rapat Komisi XI, Sri Mulyani mengatakan bahwa Indonesia saat ini menganut sistem perekonomian terbuka. Sehingga perekonomian global masih sangat mempengaruhi perekonomian dalam negeri.
"Tahun depan ekonomi dunia 3,6% dibandingkan 2017 3,5%. Negara-negara ASEAN bagus pertumbuhannya, kita lihat India 7,7% tetap akan tumbuh baik dan AS sebagai ekonomi terbesar akan stabil. Yang perlu kita perhatikan adalah RRC yang rebalancing yang ingin bergantung pada sumber dalam negeri," ungkap Sri Mulyani di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (6/9/2017).
Baca Juga: Kejar Pertumbuhan Ekonomi, Sri Mulyani: Konsumsi Rumah Tangga Harus di Atas 5%
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi negara-negara tersebut akan berpengaruh besar ke dunia karena ekspor dan impor dari berbagai belahan dunia.
"Jepang juga ada dampak berhubungan dengan geopolitik di kawasan Asia. Kalau kita lihat pertumbuhan ekonomi 5,4% ke depan kita akan jaga tren dan momentum ini dengan menitik beratkan pada peningkatan produktivitas, ini merujuk ke pembangunan infrastruktur yang udah menunjukkan hasil, tapi kita tetap harus jaga confidence," jelasnya.
Baca Juga: Ekonomi RI Tak Sesuai Harapan, BI: Pertumbuhan Perekonomian 5%-5,4% di 2017
Sementara itu, untuk inflasi tekanan dari harga pangan sudah bisa dikendalikan. Sehingga ini perlu dikomunikasikan agar kenyamanan berbelanja tetap ada.
"Trade secara global tidak mengalami penguatan tapi kita mengalami peningkatan di ekspor kita ini bisa dilihat di neraca. Paket ekonomi akan fokus ke simplifikasi policy-an pelayanan ke dunia usaha yang baik," tukasnya.
(Dani Jumadil Akhir)