JAKARTA - Pemerintah telah menjadi pemegang saham utama PT Freeport Indonesia (PTFI) setelah menyetujui mendivestasikan sebesar 51% sahamnya kepada Indonesia. Namun, hingga saat ini belum diketahui siapa saja yang akan membeli saham tersebut.
Di dalam penentuan siapa saja yang membeli saham Freeport, selain dari holding tambang BUMN seperti permintaan Menteri BUMN Rini Soemarno, kali ini muncul BUMN diluar tambang yakni BPJS Ketenagakerjaan yang digadang-gadang menjadi pihak yang membeli saham Freeport.
Baca Juga: Kelola Dana Rp293 Triliun, BPJS Ketenagakerjaan 'Putar' di Proyek Infrastruktur
Menanggapi hal ini, Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto mengatakan, belum ada keputusan dari pihaknya karena saat ini masih melakukan kajian apakah akan ikut serta dan jika berapa bagian yang akan diambil. Karena dia menilai untuk melakukan suatu investasi harus melakukan kajian terlebih dahulu.
"Kita masih menunggu, masih tahap awal sekali. Masih awal sekali pembahasan tersebut, dan kita tentu saja dukung program-program pemerintah, tapi kan untuk memutuskan investasi kita harus melakukan kajian lebih dahulu," ungkapnya di Gedung CIMB Niaga, Jakarta, Selasa (26/9/2017).
Baca Juga: Simak! Begini Kendala TKI Bayar Iuran BPJS Ketenagakerjaan
Menurutnya, pihaknya juga belum berbicara secara detail dengan pihak terkait akan seperti apa nantinya pengelolaan saham perusahaan tambang yang ada di Papua tersebut, sehingga dia masih belum mengetahui mengenai sistem pembelian saham ini nantinya.
"Saya belum tahu persis skenarionya kayak apa," jelasnya.
Namun saat ditanya apakah BPJS Ketenagakerjaan akan segera memberikan kepastian untuk membeli saham tersebut. Agus mengatakan belum bisa memberikan komitmen karena masih ada dalan tahap awal pengkajian.
"Kita belum bisa berikan komitmen, karena kita masih harus kaji dulu, dan hingga saat ini kita belum ada data-datanya. Kalau nanti sudah ada kajian dan data saya akan sampaikan," tukasnya.
(Dani Jumadil Akhir)