JAKARTA - PT Freeport Indonesia (PTFI) telah sepakat untuk melepas 51% kepemilikan sahamnya kepada pemerintah Indonesia. Namun, babak baru berlanjut, lantaran kedua belah pihak baik belum menemukan kesepakatan mengenai valuasi saham anak usaha Freeport-McMoran Inc tersebut.
Freeport sempat mengklaim, valuasi 100% sahamnya senilai USD16,2 miliar. Banyak pihak yang menilai valuasi saham PTFI terlalu besar sehingga meragukan kemampuan Pemerintah untuk membeli saham Freeport.
Namun, dengan tegas Menteri BUMN Rini Soermano mengatakan kesanggupan BUMN untuk membeli saham PTFI berapa pun vakuasi yang akan ditentukan nantinya.
Baca juga: Soal Perundingan Freeport, Jokowi: Negosiasi Alot Itu Biasa
"Kita mampu, kalau kita tidak mampu kita sudah mengatakan sejak awal," ujarnya di Plaza Mandiri, Kamis (5/10/2017).
Optimisme Rini dilandasi dari kondisi kinerja keuangan BUMN yang masih mencerminkan fundamental yang bagus, sehingga mampu membeli divestasi saham PTFI. Sebagaimana diketahui nantinya, holding BUMN tambang ditunjuk untuk membeli saham PTFI. Adapun holding pertambangan tersebut akan dipimpin oleh Inalum dan melibatkan tiga BUMN lain yakni PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Timah Tbk (TINS), dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA).
"Justru kita melihat dari cashflow di perusahaan tambang kita yakin kita mampu melakukannya, secara konteks jangan lupa BUMN kita cukup kuat dan cukup besar. Kita harus memperkuat BUMN makanya kita bisa melakukan hal ini. BUMN sebagai badan milik negara harus mampu mengelola yang besar," tegas Rini.
Baca juga: Soal Divestasi Freeport, Menko Luhut: 51% Udah Oke, Sekarang Waktunya Dirundingkan
Saat ini, lanjut Rini, negosiasi masih terus berlanjut. Rini pun belum dapat memberikan penjelasan secara rinci. Namun, satu hal yang dapat dipastikan adalah prosesnya nanti tidak akan melalui pasar modal.
"Enggak lewat bursa ini pada dasarnya pemerintah sudah punya 9,34% ini yang kita akan naikkan jadi 51%," kata dia.
(Rizkie Fauzian)