JAKARTA – Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia memiliki sumber daya alam melimpah. Letak geografis Indonesia yang berada di antara dua samudra, yakni Samudra Hindia dan Samudra Pasifik serta diapit dua benua, yaitu Benua Asia dan Australia, membuat negara ini menghadapi berbagai ancaman dan memiliki peluang ekonomi.
Gagasan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadikan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia merupakan langkah tepat. Untuk mendukung terwujudnya visi tersebut, Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) Laksamana Muda TNI Aan Kurnia menyampaikan empat gagasan penting atau core ideas yang terdiri dari empat poin. Pertama, perlunya pembentukan Indonesia Maritime Information Center (IMIC). Lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL) 1987 ini menjelaskan, Pusat Informasi Maritim Indonesia ini merupakan integrasi peralatan surveillance dari pusat informasi kementerian dan lembaga serta Puskodal TNI AL.
“Selama ini semua kejadian di Selat Malaka report -nya ke International Maritime Berau (IMB) Malaysia dan Information Fusion Center (IFC) Singapura,” kata Pangarmabar saat launching bukunya berjudul “Facing Global Maritime Fulcrum, Between Threats and Opportunities” di Koarmabar, Jakarta Pusat.
Dalam buku setebal 334 halaman tersebut, Jenderal Bintang Dua ini menjelaskan secara gamblang bagaimana perlunya wadah yang mempersatukan berbagai instansi, seperti TNI AL, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Polri, dan Badan Keamanan Laut (Bakamla).
”Kunci untuk mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia adalah sinergitas. Tidak bisa masing-masing instansi dan lembaga berjalan sendirisendiri,” ucapnya.