Secara tahunan, indeks harga properti juga tumbuh sebesar 3,32% (yoy), lebih tinggi dibandingkan 3,17% (yoy) pada kuartal sebelumnya. Kenaikan harga rumah yang tinggi berada di Surabaya sejalan dengan adanya pembangunan jalan lingkar luar barat (JLLB) yang membentang dari utara ke selatan dan menghubungkan banyak fasilitas strategis di Surabaya.
Sementara itu, volume penjualan properti residensial juga mengalami peningkatan sebesar 2,58% (qtq), walaupun masih melambat jika dibandingkan kuartal sebelumnya yang sebesar 3,61% (qtq) “Hal tersebut sejalan dengan masih terbatasnya permintaan terhadap rumah hunian, di samping faktor suku bunga KPR yang masih relatif tinggi,” ujarnya.
Agus menjelaskan, konsumen memperkirakan perlambatan kenaikan harga properti residensial masih akan berlanjut pada kuartal IV-2017. Hal ini tercermin dari Indeks harga properti residensial pada kuartal IV-2017 yang diprediksi naik sebesar 0,46% (qtq) lebih rendah dibandingkan 0,5% (qtq) pada kuartal sebelumnya.
Secara tahunan, harga properti residensial diperkirakan mengalami kenaikan yang lebih tinggi dari kuartal sebelumnya. Agusman memaparkan, pada kuartal IV-2017 harga property residensial diperkirakan naik sebesar 3,41% (yoy) lebih tinggi dibandingkan 3,32% (yoy) pada kuartal III-2017.
“Sebagian besar, konsumen berpendapat bahwa faktor utama yang dapat menghambat pertumbuhan bisnis properti adalah tingginya suku bunga KPR, tingginya uang muka, pajak, lamanya perizinan, serta kenaikan harga bahan bangunan,” kata Agusman.
(Rizkie Fauzian)