JAKARTA - Pemerintah memastikan tidak akan melakukan impor gas hingga tahun 2019. Setelah mengkaji masih banyaknya cadangan gas yang belum terserap (Uncommitted Cargo) dalam dua tahun mendatang, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Wamen ESDM) Arcandra Tahar menegaskan kepastian tersebut.
"Kita telah memiliki uncommited cargo sejak 2017. Hingga 2019 kita masih memiliki kargo. Estimasi Pemerintah sampai saat ini, kita tidak memerlukan impor gas hingga tahun 2019 karena kita punya uncommited (cargo) untuk PLN. Ketika Masela mulai, kita punya uncommitted lebih banyak lagi," jelas Arcandra dalam diskusi Gas-LNG Infrastructure: Transport & Logistics Forum di Jakarta, yang dikutip dari laman Kementerian ESDM, Rabu (22/11/2017).
Baca Juga: Mantap! Ditjen Pajak dan Bea Cukai Blokir 739 Importir Berisiko
Berdasarkan perhitungan Arcandra, terdapat sekitar 40 uncommitted cargo pada tahun ini. "Tahun ini kalau nggak salah sekitar 40-an yang uncommitted," ungkap Arcandra.
Meskipun begitu, Arcandra mengakui dari 40 uncommitted cargo sudah terjual ke pembeli. Sementara untuk, tahun depan Arcandra masih menghitung angka detailnya.
Baca Juga: Impor RI Turun 5,39% Jadi USD12,78 Miliar, Terbanyak dari China
Arcandra mengakui pertumbuhan industri gas, terlebih permintaan ekspor dan kebutuhan pipa gas, Liquefied Natural Gas (LNG), Liquefied Petroleum Gas (LPG), dan suplai listrik yang sedang menjanjikan akan mendorong peningkatan serapan gas domestik.
Sebagai informasi, pertumbuhan kebutuhan gas sendiri terus mengalami peningkatan sejak tahun 2003 hingga 2016, yakni rata-rata sebesar 9,3%. Sedangkan pada 2017 hingga semester I, alokasi domestik naik mencapai 60,4%.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)