Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Menko Luhut: Status Awas Gunung Agung Tak Jadi Alasan Pertemuan IMF-World Bank Dipindah

Yohana Artha Uly , Jurnalis-Jum'at, 15 Desember 2017 |13:43 WIB
Menko Luhut: Status Awas Gunung Agung Tak Jadi Alasan Pertemuan IMF-World Bank Dipindah
Ilustrasi: (Foto: Antara)
A
A
A

JAKARTA - Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Pandjaitan menegaskan meski Gunung Agung Bali berstatus awas, pemerintah takkan memindahkan lokasi penyelenggaraan pertemuan tahunan International Monetary Fund (IMF)-World Bank (Bank Dunia) yang akan berlangsung di Bali pada Oktober 2018.

Dia menyatakan saat ini status awas Gunung Agung hanya berada di dalam radius 10 kilometer dari puncak gunung. Sehingga hal ini tak akan menggangu kegiatan pariwisata maupun persiapan kegiatan internasional IMF-Worldbank.

"Tidak ada alasan untuk kami memindahkan IMF-World Bank walau dengan status (Gunung Agung) seperti sekarang ini," ujar Luhut usai rapat kooordinasi mengenai perkembangan aktivitas Gunung Agung di Kantor Kemenko Maritim, Jakarta, (15/12/2017).

 Baca Juga: Status Gunung Agung Masih Awas, Kemenkeu Tidak Siapkan Skenario Pindahkan Acara IMF-World Bank

Lanjut Luhut, selain hasil paparan vulkanologis yang menyatakan status awas hanya pada radius 10 kilometer, ramalan cuaca juga mendorong tingkat kemanan Bali dari dampak letusan Gunung Agung.

"Dari hasil paparan vulkanologis statusnya Gunung Agung tetap di awas tapi hanya di radius 10 kilometer paling jauh itu. Sisanya seluruh Bali itu normal dan juga diperkuat oleh ramalan cuaca, kalau pun ada ledakan-ledakan kecil arah angin cenderung ke timur jadi lapangan terbang itu relatif akan aman. Kalau pun ada," jelasnya.

 Baca Juga: Gunung Agung Kembali 'Batuk', Sri Mulyani Sebut Belum Pengaruhi Rencana Pergelaran IMF-WB

Luhut menyatakan untuk mengantisipasi kemungkinan buruk akibat lutusan Gunung Agung, pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sudah melakukan simulasi dampak letusan lahar.

"Bila ada potensi gunung meledak, ESDM maupun Vulkanologi sudah membuat simulasi 20 juta lahar yang ada. Kalau dia meledak 2,5 juta apa dampaknya, meledak 5 juta apa dampaknya, dan meledak sampai 20 juta juga lahar itu apa dampaknya. simulasi itu tetap menghasilkan bahwa daerah-daerah pariwisata di luar daerah (radius 10 kilometer) itu masih dalm status normal,"paparnya.

Kondisi ini juga dikatakan Luhut tidak akan menganggu wisatawan yang ingin berkunjung ke Bali. "Pariwisata juga tidak ada alasan untuk kita takut. Dan semua PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia) memberikan dukungan penuh untuk turis datang ke Bali. Radius awas itu malah dari jauh bisa jadi objek wisata, juga orang melihat ada api malam-malam foto, jadi itu banyak yang bagus-bagus. Jadi saya sampaikan berlibur, yang mau libur ke Bali enggak usah ditangguhkan," pungkasnya.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement