JAKARTA - Tak ingin terjadi fraud lagi, Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) sebagai satuan kerja Kemenkop dan UKM di bidang pembiayaan yang mengelola dana bergulir untuk perkuatan permodalan bagi Koperasi dan UMKM, mulai 2018 akan tampil dengan paradigma baru dalam pengelolaan dana bergulir.
"Jika sebelumnya LPDB terkesan eksklusif dan sulit diakses, maka mulai 2018 LPDB bersifat inklusif, artinya LPDB terbuka dalam menjalin kerja sama dengan Dinas Koperasi dan UMKM, lembaga pemerintah lainnya, lembaga penjaminan, asosiasi, maupun perusahaan fintech dalam membuka akses dan layanan sumber pembiayaan koperasi dan UMKM di seluruh Indonesia," tegas Dirut LPDB-KUMKM Braman Setyo dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Jumat (15/12/2017).
Baca Juga: Presiden Jokowi Bangga Pemuda di Indonesia Banyak Bikin Aplikasi UMKM
Sedang dalam rangka optimalisasi dan efisiensi pelayanan terhadap mitra, LPDB akan memberikan akses dan pengembangan pada sistem-sistem berbasis financial technology.
"Rencananya kami akan bekerja sama dengan sejumlah perusahaan Fintech seperti Amartha, TaniHub, TaniFund. Namun untuk permohonan dana melalui manual juga akan kami terima," ujarnya.
Braman Setyo juga mengatakan, pada tahun 2018 nanti LPDB menekankan pada trisukses, yaitu sukses penyaluran, pemanfaatan, dan pengembalian.
"Ketiganya harus serempak, tidak bisa kalau sukses penyaluran dan pemanfaatan, namun gagal dalam pengembalian, itu sama aja bohong. Intinya dengan paradigma baru ini, saya tak ingin ada satu rupiah pun terjadi fraud, meski demikian pintu LPDB saya buka seluas-luasnya," tegasnya.
Baca Juga: Kembangkan UKM, ASEAN-Korsel Bangun Pusat Human Entrepreneurship
Lebih lanjut Braman menjelaskan, mulai 2018 akan dikucurkan pembiayaan untuk Wirausaha Pemula (WP) dengan plafon pinjaman maksimum Rp50 juta.
Mengenai kinerja LPDB selama ini, Braman menjelaskan selama 2006 sampai Agustus 2017 sudah merangkul 4.300 mitra dengan dana tersalur Rp8,4 triliun. Sementara sisa outstanding dana LPDB sampai Agustus 2017 masih sebesar Rp1,2 triliun.
Artinya, dari yang berputar di mitra yang sampai pada 2017 sebesar Rp2 triliun, baru Rp800 miliar yang sudah kembali ke LPDB, sisanya atau Rp1,2 triliun masih berputar/revolving.
"Ini yang saya minta dinas-dinas untuk proaktif mendatangi mitra, apa ada kesulitan atau yang lain," pinta Braman.
(Dani Jumadil Akhir)