Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Wawancara Menpar Arief Yahya: Tidak Ada Target Industri Pariwisata yang Berubah di 2018

Koran SINDO , Jurnalis-Senin, 18 Desember 2017 |15:23 WIB
Wawancara Menpar Arief Yahya: Tidak Ada Target Industri Pariwisata yang Berubah di 2018
Ilustrasi: (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Tahun 2018 pemerintah menetapkan pariwisata sebagai tiga besar sektor unggulan yang akan dioptimalkan potensinya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Hal ini menambah keyakinan Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya bahwa pariwisata sangat tepat dijadikan core economy Indonesia. Bencana erupsi Gunung Agung di Bali pada pengujung tahun ini memukul industri pariwisata Tanah Air, khususnya Bali sebagai penyumbang terbesar kunjungan wisatawan mancanegara (wisman).

Imbasnya target kunjungan wisman 2017 diproyeksikan meleset. Namun, hal itu tidak menyurutkan tekad Menpar Arief Yahya untuk mengejar target wisman tahun depan sebanyak 17 juta.

”Saya tidak akan mengubah target,” tandasnya. Alokasi anggaran pariwisata 2018 yang hanya Rp3,5 triliun juga menjadi tantangan tersendiri. Ka bar baiknya, era digital memungkinkan pemasaran pariwisata menjadi lebih efektif, di samping dukungan semua stakeholder untuk memajukan pariwisata Indonesia. Strategi apa lagi yang akan di jalankan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) tahun depan? Berikut petikan wawancara dengan Menpar Arief Yahya di Jakarta, baru-baru ini:

Mengapa Bapak sangat yakin pariwisata bisa menjadi bisnis inti (core economy) dari bang sa ini?

Sebagai satu bangsa, tidak boleh kita sama sekali tidak punya andalan. Saya selalu yakin bahwa bangsa ini akan bisa bersaing di industri berbasis bu daya (cultural industry). Kalau industri lainnya saya tidak percaya, karena kita untuk menjadi besar dan terbaik (di industri selain pariwisata) itu hampir tidak mungkin. Contohnya di era komunikasi dan informasi, teknologinya semua dikuasai perusahaan Amerika Serikat (AS). Nggak mungkin kita bisa ngejar. Kalau di industri budaya, kita berpeluang untuk besar dan menang. Pariwisata dan ekonomi kreatif masuk dalam golongan ini. Selain nilai budaya, ada nilai komersialnya juga. Pariwisata bisa membuktikan itu. Pariwisata akan menjadi penghasil devisa terbesar Indonesia pada 2019.

Berapa proyeksi devisa pariwisata pada tahun mendatang?

Pada 2016 penerimaan devisa wisman mencapai USD13,8 miliar atau sekitar Rp176 triliun-Rp184 triliun. Dalam rencana kerja Kemenpar, devisa pariwisata tahun depan ditargetkan Rp223 triliun dan pada 2019 sekitar Rp275 triliun- Rp280 triliun.

Kenaikan devisa itu apakah karena jumlah wismannya naik ataukah belanja wisman yang juga naik?

Kemenpar itu targetnya bukan hanya jumlah wisman, tapi juga devisa. Jangan khawatir Menparnya ngawur membidik wisman karena saya juga ditarget jumlah devisanya. Jadi, selain jumlah, ki ta juga kejar pendapatan dari devisa. Kita beruntung dua-duanya naik. Jumlah wismannya 2016 itu naik sekitar 15%, dari 10,4 juta menjadi 12 juta. Tapi, rata-rata spending (belanja) wismannya ju ga naik dari USD11.000 menjadi USD12.000 per wisman per kunjungan. Tahun ini ke mungkinan spendingnya tidak naik karena pertumbuhan jumlahnya sangat tinggi, yaitu 24% sampai oktober. Tahun 2019 juga kemungkinan masih USD1.200.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement