Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Wawancara Menpar Arief Yahya: Tidak Ada Target Industri Pariwisata yang Berubah di 2018

Koran SINDO , Jurnalis-Senin, 18 Desember 2017 |15:23 WIB
Wawancara Menpar Arief Yahya: Tidak Ada Target Industri Pariwisata yang Berubah di 2018
Ilustrasi: (Foto: Okezone)
A
A
A

Apakah faktor-faktor pendukung yang ada sudah cukup ideal untuk membantu pencapaian target-target di sektor pariwisata?

Dalam Rencana Kerja Pemerintah 2018, presiden telah menetapkan tiga sektor prioritas yaitu pertanian, pariwisata, perikanan. Untuk pariwisata, saya berani mengatakan bahwa ini sudah pada track yang benar. Di pariwisata itu ada pemasaran, destinasi, dan Sumber Daya Manusia (SDM) atau kelembagaan. Untuk pemasaran, kita harus masuk ke digital, kalau nggak kita akan kalah. Pasalnya, 70% customer kita sudah menggunakan digital.

Selanjutnya di pengembangan destinasi, kita sudah tetapkan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas atau ”10 Bali baru”. Di situ rumusnya 3A, yaitu atraksi, aksesibilitas, dan amenitas. Kalau untuk atraksi, kita tidak khawatir karena sumber daya alam dan budaya kita selalu Top 20 di dunia. Untuk aksesibilitas, kita mendorong perbaikan infrastruktur, terutama bandara.

Dan kalau mau jadi destinasi utama kelas dunia, maka bandaranya harus internasional. Kalau atraksi dan akses bagus, investor dengan sendirinya akan masuk untuk membangun amenitas atau akomodasi seperti perhotelan. Lalu di bidang SDM/kelembagaan, SDM harus kita sertifikasi dengan standar global, minimal regional seperti di ASEAN kita punya Mutual Re cognition Arrangement (MRA) untuk profesi kepariwisataan. Kita akan menyertifikasi dari saat ini sekitar 125.000 menjadi 500.000 orang.

Kesiapan masyarakat di destinasi wisata dalam menerima tamu asing terkadang masih menjadi kendala. Bagaimana mengatasinya?

Kita selalu menyiapkan SDM. Kita sepakat orang-orangnya akan kita lakukan transformasi dengan mengundang para top management atau para General Manager dari luar. Ini bisa dilakukan secara bertahap, misalnya kita minta tenaga ahli lulusan Bali dulu selama li ma tahun pertama, setelah itu dari lokal bisa bench marking. Batam dulu pendekatannya seperti itu dan berhasil. Untuk destinasi internasional, saya rasa orang asing pun tidak apa-apa kita undang.

Terkait 10 Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP), tahun depan mana yang akan diprioritaskan?

Dari 10 Destinasi Prioritas (Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Bromo-Tengger-Semeru, Morotai, Wakatobi, Kepulauan Seribu, Labuan Bajo) itu kita fokuskan lagi. Melalui rapat terbatas dengan presiden, kita sepakat akan memfokuskan diri kepada percepatan empat destinasi yaitu Danau Toba, Labuan Bajo, Borobudur, Mandalika. Destinasi tersebut juga kita nilai sudah siap 3A-nya.

Pada awal menjadi Menpar, Bapak selalu menekankan tentang strategi BAS (Branding, Ad vertising, Selling). Apakah ini masih akan di terapkan pada 2018?

Mengingat anggarannya terbatas, saya terpaksa ambil langkah pragmatis. Kita akan lebih banyak di selling,advertising-nya kurang, apa lagi branding. Itu jangka pendeknya akan tercapai, tapi jangka menengah dan panjangnya sangat buruk karena tidak meninggalkan brand yang kuat. Jadi, kita bukan marketer yang baik.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement