JAKARTA - Pemerintah memaparkan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2017, salah satunya asumsi dasar ekonomi makro. Hal ini disampaikan oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati di Gedung Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta.
Sri Mulyani mengatakan, jika dilihat dari asumsi makro secara keseluruhan di 2017, maka realisasinya hampir mendekati target pemerintah. Mulai dari pertumbuhan ekonomi hingga lifting gas dinilai hampir mencapai target.
Untuk pertumbuhan ekonomi sepanjang 2017, Pemerintah menargetkan hanya mencapai 5,05% (yoy), namun masih belum final. Pasalnya hingga saat ini, realisasi pertumbuhan ekonomi yang ada sampai kuartal III, sehingga angka bisa berubah tergantung dari realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal IV.
"Kita akan lihat realisasi di kuartal ke empat," ungkapnya, Selasa (2/1/2018).
Baca Juga: Walau Ada Tax Amnesty, Penerimaan Perpajakan 2017 Cuma Rp1.339 Triliun atau 91% dari Target
Sementara itu, inflasi sepanjang tahun 2017 tercatat 3,6% artinya sangat baik karena ada di bawah dari proyeksi pemerintah sebesar 4,3%. Tingkat SPN 3 bulan juga di bawah target pemerintah sebesar 5,2% dengan realisasi 5,0% dan nilai tukar rupiah (kurs) juga membaik di bawah proyeksi Rp13.400 per USD menjadi Rp13.384 per USD.
Untuk harga minyak mentah Indonesia USD48 per barel menjadi USD50 per barrel tetapi masih akan berubah karena saat ini harga minyak tidak stabil, lifting minyak target 815.000 barel per hari menjadi 801.000 barel per hari dan belum final serta lifting gas 1.150.000 barel setara minyak per hari menjadi 1.129.000 barel setara minyak per hari (belum final).