Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Menakar Kekuatan IHSG Mengarungi Tahun Politik 2018

Ulfa Arieza , Jurnalis-Senin, 08 Januari 2018 |05:33 WIB
Menakar Kekuatan IHSG Mengarungi Tahun Politik 2018
Ilustrasi IHSG. (Foto: Shutterstock)
A
A
A

Masih di 2018, Indonesia akan menjadi tuan rumah Pertemuan Tahunan atau Annual Meetings International Monetary Fund- Word Bank Group" (IMF-WB AM) 2018 yang diikuti 189 negara di Bali.

Pertemuan 189 negara tersebut antara lain dihadiri oleh menteri keuangan, gubernur bank sentral G20, CEO industri keuangan G7, akademisi terkemuka G24,lembaga internasional BRICS,LSM dan media serta anggota parlemen sebagai pengamat dengan total pertemuan dalam Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia mencapai sekitar 2.000 pertemuan secara simultan.

Selain itu, pertemuan yang membahas perekonomian global tersebut, akan dihadiri oleh sekitar 15.000 orang yang terdiri atas delegasi pemerintah, investor, pelaku sektor keuangan, pimpinan atau staf IMF-WB, LSM, akademisi dan wartawan, maupun pengamat.

Deretan hajatan besar Indonesia di tahun 2018 menjadi pertimbangan besar bagi investor dalam berinvestasi, terutama terkait dengan Pilkada serentak. Investor tentu akan menghitung potensi risiko investasi yang akan dihadapi di tahun politik 2018. Pasalnya, intrik politik dikhawatirkan berdampak pada stabilitas sosial dan keamanan, yang pada akhirnya mengusik gerak roda perekonomian nasional.

Menjawab tantangan tersebut, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio meyakinkan bahwa sentimen politik tidak akan berpengaruh kepada kondisi pasar modal. Menurutnya pelaku pasar tak perlu khawatir sebab berkaca pada tiga Pemilu sebelumnya 2004, 2009 dan 2014 lalu, pasar nyaris tidak mengalami gejolak.

"Sentimen politik itu sampai saat ini secara historis tidak memengaruhi finansial market," tegas Tito di Gedung BEI.

Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri), Jenderal Polisi Tito Karnavian bahkan dengan sengaja menyambangi Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk menjamin keamanan nasional saat kontestasi Pilkada hingga Pemilu 2019. Dia yakin stabilitas perekonomian dapat berjalan kondusif sehingga membuat nyaman pemodal dalam berinvestasi.

Menurut Tito Karnavian, masyarakat sudah berpengalaman dalam menghadapi tahun politik. Meskipun dinamika politik tak dapat dielakkan, namun mantan Kapolda Metro Jaya ini menjamin stabilitas keamanan tetap terjaga, bersamaan dengan itu gerak perekonomian juga dijamin masih kondusif.

"Dinamika pilkada ada, tapi kita sudah berpengalaman menghadapi dinamika pilkada berkali-kali, bukan sekali. Pemilu Presiden bukan sekali, gejolak-gejolak Insya Allah bisa kita tangani dengan baik," ujarnya di Gedung BEI.

Stabilitas politik dan ekonomi di tahun politik, juga pernah disinggung Wakil Presiden Jusuf Kalla. Dia memastikan bahwa stabilitas politik Indonesia akan terjaga. Pasalnya, peta kampanye politik belakangan telah bergeser.

Dia menilai, partai politik saat ini lebih memanfaatkan kekuatan media untuk kampanye dibandingkan dengan kekuatan massa. Oleh karena itu, kekuatan massa yang identik dengan kerusuhan tidak berlaku lagi dalam pesta politik saat ini.

Menurutnya, dengan kondisi politik yang kondusif, maka akan menjamin stabilitas perekonomian sepanjang gelaran Pemilihan Kepala daerah (Pilkada) maupun Pemilihan Umum (Pemilu) 2019. Apalagi, indikator makro ekonomi Indonesia dalam keadaan positif.

"Bukti selama tiga kali tahun politik ada kerusuhan? Tidak ada sama sekali. Itu hanya pikiran masa lalu. Karena kampanye sudah berbeda, dulu kampanyenya mengumpulkan massa, benturan, sekarang kampanyenya di dunia maya, di udara kampanyenya sekarang di medsos bukan lagi di jalan. Jadi berbeda sekali," ujar Jusuf Kalla di Gedung BEI.

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement