Perkiraan penurunan harga akan berlanjut sampai 2019, ketika bahan baku pembuatan baja rata-rata hanya USD49 per ton. Hal ini seperti dikatakan departemen setempat dalam makalah prospek komoditas terbarunya.
"Harga bijih besi diperkirakan akan mengalami beberapa volatilitas yang sedang berlangsung di awal 2018, karena pasar merespons ketidakpastian mengenai dampak pembatasan produksi musim dingin terhadap permintaan bijih besi," tuturnya.
Harga yang lebih rendah akan mencerminkan meningkatnya pasokan dari produsen berbiaya rendah dan permintaan moderat dari China. China sedang dalam proses penutupan penuaan, pabrik baja berpolusi tinggi dan tungku induksi untuk mengekang kelebihan kapasitas di sektor ini.
Presiden China Xi Jinping mengatakan, pada Oktober bahwa memerangi polusi adalah salah satu tugas utama negara tersebut sampai 2020. Ekspor gas alam cair (LNG) Australia diperkirakan akan meningkat menjadi 76,5 juta ton pada akhir tahun hingga Juni 2019, dari perkiraan 63 juta ton untuk tahun fiskal 2017/2018 dan 52 juta ton tahun lalu.
Untuk periode 2016/2017 dan 2018/2019, LNG harus menambahkan 14 miliar dolar Australia (USD11 miliar) untuk pendapatan ekspor Australia. Sementara, bijih besi diperkirakan akan mengurangi 10 miliar dolar Australia, menurut departemen tersebut.