Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Menteri BUMN Tinjau Pembangkit Listrik Tenaga Angin Terbesar di Asia Tenggara

Antara , Jurnalis-Senin, 15 Januari 2018 |15:39 WIB
Menteri BUMN Tinjau Pembangkit Listrik Tenaga Angin Terbesar di Asia Tenggara
Ilustrasi (Foto: Reuters)
A
A
A

MAKASSAR - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno beserta Direktur Utama PLN Sofyan Basyir mengunjungi Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) terbesar di Asia Tenggara yang terletak di Kabupaten Sidrap Sulawesi Selatan.

"Saya berharap progres penyelesaian PLTB dapat sesuai jadwal untuk dapat melayani kebutuhan listrik masyarakat sekaligus menjadi PLTB pertama di Indonesia," ujar Rini Soemarno dalam peninjauan itu, Senin.

PLTB Sidrap yang mulai di bangun sejak 2016 itu dengan anggaran lebih dari Rp1,5 triliun tersebut diharapkan mampu memenuhi kebutuhan listrik nasional.

Pembangunan PLTB Sidrap ini adalah salah satu upaya pemerintah dalam menghadirkan tenaga listrik dari energi baru terbarukan (EBT) yang diharapkan mencapai 25 persen pada 2020.

PLTB dengan kapasitas 75 megawatt (MW) yang di bangun ini terletak di Kecamatan Watang Pulu, Kabupaten Sindereng Rappang (Sidrap) Provinsi Sulawesi Selatan. PLTB Sidrap merupakan PLTB terbesar di Asia Tenggara yang masuk dalam program listrik pemerintah 35.000 MW.

Dengan kapasitas daya 75 MW, diproyeksikan mampu dinikmati oleh 70.000 pelanggan di Sulsel dengan daya listrik rata-rata 900 volume amphere (VA) yang totalnya akan terpasang 30 turbin di PLTB tersebut.

Turbin tersebut memiliki ketinggian 80 meter dan baling-baling sepanjang 57 meter. PLTB Sidrap merupakan pembangkit tenaga angin pertama dan terbesar di Indonesia yang memanfaatkan lahan kurang lebih 100 hektare.

Dengan adanya PLTB tersebut tentunya akan memperkuat sistem kelistrikan di Sulawesi Selatan sehingga terdapat cadangan daya sistem di Sulsel sebanyak 500 MW di tahun 2018. Budi Suyanto

(Fakhri Rezy)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement