Hal inilah yang dikatakan Jongkie, menunjukkan daya beli masyarakat Indonesia lemah. Dirinya menepis bahwa kesukaan masyarakat terhadap mobil MPV dikarenakan daya tampung yang besar ketimbang mobil jenis lain seperti sedan yang tak bisa menampung banyak orang.
"Ini sebetulnya acuan bukan muat berapa orang per mobil, tetapi memang daya beli masyarakat Indonesia. Kita saja masih kalah dengan daya beli Malaysia dan Thailand," jelasnya.
Baca juga: Ekspor Mobil Indonesia Kalah dari Thailand dan Malaysia, Kok Bisa?
Menurutnya, hal ini juga berimbas pada tingkat ekspor mobil Indonesia yang hanya mampu 200.000 unit. Sedangkan Malaysia 600.000 unit dan Thailand sebesar 1,2 juta unit.
Pasalnya seiring dengan minat dalam dengeri yang besar pada SPV, maka produsen dalam negeri pun mendominasi produksinya pada SPV. Sayangnya pasar internasional lebih minat pada mobil Sedan, Pick Up dan SUV, ini bertolak belakang dengan produksi domestik, sedangkan Thailand mampu memenuhi permintaan pasar dunia tersebut.