Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Buka Ritel Tanpa Kasir, Kekayaan Jeff Bezos Melonjak Jadi Rp1.509 Triliun

Koran SINDO , Jurnalis-Kamis, 25 Januari 2018 |10:17 WIB
Buka Ritel Tanpa Kasir, Kekayaan Jeff Bezos Melonjak Jadi Rp1.509 Triliun
Ilustrasi: Reuters
A
A
A

Kendati terdengar canggih, Profesor Hukum dan Ahli Privasi dari Universitas Maryland Danielle Citron justru merasa khawatir sebab informasi data pribadi dari setiap pembeli pasti akan ter-input di database Amazon.

“Ini bukanlah sekadar transaksi. Perusahaan berpengaruh seperti Amazon pasti tidak hanya mengetahui apa yang kalian beli di toko grosir, tapi juga meng hu bung kan setiap aspek di dalam hidup kalian, termasuk di mana kalian tinggal dan apa yang kalian baca atau tonton,” kata Citron.

Berbeda dengan Citron, John Verdi dari think tank Future of Privacy Forum mengatakan, data yang dikoleksi Amazon sangat umum, yakni data yang bia sa diminta supermarket untuk pendaftaran kartu anggota atau kartu kredit. “Apakah pembeli merasa nyaman dengan hal itu? Saya menduga kuat tidak ada masalah,” katanya.

Namun, Direktur Eksekutif Cen ter on Privacy & Technology dari Fakultas Hukum Universitas Georgetown, Alvaro Bedoya, menyatakan Amazon Go kemungkinan besar mengoleksi informasi yang lebih luas dibandingkan ritel tradisional.

“Apakah mereka benar-benar hanya melacak para pembeli ketika mengambil barang dari rak? Atau kah mereka melacak para pembeli ke mana pun mereka pergi di dalam toko, apa yang mereka lihat, dan kemana mereka pergi setelah berbelanja,” katanya.

Jika teknologi tanpa kasir ini men yebar luas, sekitar 3,5 juta orang yang menduduki posisi kasir di AS akan terancam. Amazon, juga perusahaan ritel yang lain, menyatakan pegawai kasir akan dipindahkan ke posisi yang lain dengan tugas baru, ter masuk menjadi pemandu atau pemeriksa SIM pembeli yang ingin membeli alkohol.

“Selisih keuntungan di toko grosir sangat tipis. Jadi, sistem baru ini akan membantu secara keuangan bagi industri ritel,” kata Profesor Ryan Hamilton dari Fakultas Bisnis Universitas Emory. “Namun, sistem ini berpotensi menyebabkan pergolakan sama seperti mobil selfdriving yang mengancam supir truk dan taksi,” sambungnya.

Sejauh ini, Amazon tidak berencana mengembangkan bisnis itu ke seluruh AS mengingat sistem tersebut masih dalam tahap percobaan. Para ahli menyatakan nantinya masyarakat akan mem pertanyakan data yang dikumpulkan Amazon.

Amazon menghabiskan USD13,7 miliar untuk membeli ratusan toko grosir pada tahun lalu. Sistem canggih Amazon Go juga tidak sepenuhnya didukung masyarakat. Joy Carter misalnya.

Warga Seattle itu mengenakan topeng kucing sebagai simbol pertentangan terhadap pemindaian kamera. “Kami menolak sistem ini sebab tenaga kerja akan terbelah, yakni mereka yang kaya dan mereka yang mengemis,” katanya. (Muh Shamil)

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement