Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Bukaka Teknik Utama Targetkan Kantongi Kontrak Rp7 Triliun

Giri Hartomo , Jurnalis-Kamis, 01 Februari 2018 |14:58 WIB
Bukaka Teknik Utama Targetkan Kantongi Kontrak Rp7 Triliun
Ilustrasi. (Foto: Shutterstock)
A
A
A

 

JAKARTA - PT Bukaka Teknik Utama Tbk (BUKK) tahun ini menargetkan bisa mengantongi kontrak dari proyek baru sebesar Rp 7 triliun. Angka tersebut ditargetkan tumbuh sekitar 20% dari kontrak di tahun sebelumnya.

Direktur Keuangan Bukaka Afifudin Kalla mengatakan, angka tersebut lebih tinggi dibandingkan target kontrak tahun sebelumnya. Hal tersebut karena pada kontrak tahun ini merupakan kontrak carry over dari penandatanganan kontrak yang dilakukan sejak tahun 2016.

“Kontrak jangka panjang multiyears karena ada yang ketahan kontraknya ditanda tangani 2016 tapi belum dilakukan PLN, banyak yang tertunda makanya baru dilakukan 2017-2018," ujarnya saat ditemui di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (1/2/2018).

Baca Juga: Jual Barang Bekas, Bukaka Berhasil Raup Tambahan Pendapatan Rp12,85 Miliar

Lebih lanjut Afif mengatakan, kontrak tersebut berasal dari pembangunan transmisi listrik yang ada di Sumatera. Kontrak pembangunan yang bekerjasama dengan PT PLN (Persero) ini diharapkan bisa menyumbang sekitar 20%-25%

"Selebihnya yang lain jembatan, boarding bridge (garbarata) juga. Karena boarding bridge kan orientasinya tetap ekspor, kita 100% ekspor," ucapnya.

Afif juga menyebut, kontrak tersebut berasal dari proyek pembangunan Jalan Tol Jakarta - Cikampek Elevated II bersama dengan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. Kedua perusahaan membentuk KSO untuk menyuplai material, fabrikasi serta transportasi material.

"Yang kerjasama dengan Krakatau Steel itu Jakarta Cikampek Elevated II. Fasilitas existing untuk internal kita harus bikin fasilitas baru," jelasnya.

Baca Juga: Wow, Laba Bukaka Teknik Melesat 844,1%

Sementara untuk penjualan perusahaan tahun ini menargetkan bisa mencapai Rp2,5 triliun. Guna meningkatkan penjualan, pihaknya berencana membangun pabrik baru pada tahun ini.

"Kalau pabrik kabel masih dalam proses negosiasi. Harusnya tahun ini kita lagi melihat demand seperti apa karena pertimbangannya itu, demand besar, dari pada beli mending kita bikin pabrik sendiri," ucapnya.

(Rani Hardjanti)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement