JAKARTA – Bank Indonesia mencatat posisi cadangan devisa Indonesia akhir Januari 2018 tercatat USD131,98 miliar. Cadangan devisa naik USD1,78 miliar dibandingkan posisi akhir Desember 2017 sebesar USD130,20 miliar.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Agusman mengatakan, peningkatan tersebut terutama dipengaruhi oleh penerimaan devisa yang berasal dari pajak dan hasil ekspor migas bagian pemerintah, penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, serta hasil lelang Surat Berharga Bank Indonesia (SBBI) valas.
“Penerimaan devisa tersebut melampaui kebutuhan devisa terutama untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan SBBI valas jatuh tempo,” singkatnya dalam keterangan tertulis, Rabu (7/2/2018).
Baca Juga: Neraca Pembayaran Indonesia Surplus, Cadangan Devisa Tertinggi Sepanjang Sejarah
Dia mengatakan, posisi cadangan devisa pada akhir Januari 2018 tersebut cukup untuk membiayai 8,5 bulan impor atau 8,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional yakni sekira tiga bulan impor.
“Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan,” tukas dia.
Sayangnya, meskipun cadangan devisa naik, namun nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup kembali tertekan. Namun, hari ini Rupiah bergerak dalam kisaran sempit.
Baca juga: Cadangan Devisa Indonesia Naik ke USD130,2 Miliar di Akhir 2017
Melansir Bloomberg Dollar Index, Rupiah pada perdagangan spot exchange rate di pasar Asia melemah 15 poin atau 0,11% menjadi Rp13.555 per USD. Adapun pergerakan Rupiah, berada di kisaran Rp13.524-Rp13.568 per USD.
Sementara Yahoofinance mencatat, Rupiah melemah 4 poin atau 0,03% menjadi Rp13.552 per USD. Dalam catatan Yahoofinance, Rupiah bergerak dalam rentang Rp13.520 per USD hingga Rp13.560 per USD.
Sedangkan Bank Indonesia (BI) dalam kurs Jakarta Interspot Dollar Exhange alias Jisdor mencatat Rupiah menguat 45 poin. Kurs tengah BI mencatat Rupiah berada di angka Rp13.533 per USD dari sebelumnya Rp13.578 per USD.
Adapun harga jual yang ditawarkan oleh BI berada di angka Rp13.601 per USD. Sementara untuk harga beli, berada di angka Rp13.465 per USD.
(Martin Bagya Kertiyasa)