Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Komunikasi Industri Sawit Zaman Now and Next

Koran SINDO , Jurnalis-Rabu, 14 Februari 2018 |11:12 WIB
Komunikasi Industri Sawit Zaman <i>Now and Next</i>
Foto: Koran SINDO
A
A
A

Jika berbagai kampanye negatif dan hoax ini tidak diatasi, bukan tidak mungkin industri penyumbang devisa ekspor terbesar nasional, yaitu USD 23 miliar ini, lambat laun akan mati suri.

Komunikasi Sawit


Dari sejumlah survei independen yang dilakukan beberapa media, persepsi publik di Indonesia tentang kelapa sawit, dalam kurun 10 tahun terakhir, sudah jauh lebih baik. Dari data Bidang Komunikasi GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia) pada 2016, sekitar 55% pemberitaan media nasional (media cetak dan online) positif, 25% netral, dan 20% sisanya masih negatif.

Angka ini jauh lebih baik dibandingkan dengan data tahun 2009 karena sekitar 81% berita media nasional tentang sektor kelapa sawit adalah negatif. Jika ditelaah lebih dalam hasil survei tahun 2016 tersebut, sebagian besar informasi positif tentang sawit adalah terkait dengan aspek makro ekonomi (sumbangan devisa, penyerapan tenaga kerja, dan pengembangan wilayah).

Berita tentang CSR perusahaan sawit belum signi fikan. Sedangkan berita negatif terkait dengan isu-isu sosial dan keberlanjutan. Melihat data ini, ke depan, strategi komunikasi industri sawit (termasuk oleh masing-masing perusahaan perkebunan sawit), idealnya berfokus pada isu-isu tanggung jawab sosial perusahaan dan keberlanjutan. Informasi tentang kontribusi ekonomi sawit akan menggelinding dengan sendirinya.

Tantangan Era Digital

Lantas bagaimana persepsi netizen tentang sektor kelapa sawit? Dari hasil survei yang sama pada 2016, warganet sepertinya belum tersentuh dengan program komunikasi sawit, meskipun kita tidak bisa meraba secara jelas siapakah real community warganet itu. Namun yang pasti 90%, persepsi netizen tentang sawit masih sangat negatif. Tidak perlu riset terlalu dalam.

Kalau kita pernah mengikuti akun Twitter pesohor Leonardo de Caprio saat datang ke Aceh dan berciut tentang perlunya menghentikan konsumsi minyak sawit untuk melindungi habitat gajah, jutaan netizen mendukung cuitan itu. Sementara jika ada status atau cuitan positif tentang sawit di media sosial, bisa dipastikan se kitar 90% warganet yang merespons akan bernada negatif.

Itulah fakta bahwa sektor perkebunan kelapa sawit yang menghidupi 25 juta penduduk Indonesia ini juga sedang menghadapi era disruptif. Era komunikasi digital yang sepenuhnya tidak bisa kita kendalikan. Benar kata Dilan. Rindu kepada Milea itu berat. Tapi Dilan juga perlu tahu, mengelola bidang komunikasi di sektor perkebunan kelapa sawit itu jauh lebih berat. Kalian pasti tidak kuat, biar aku saja. Salam!

TOFAN MAHDI


Mantan Wakil Pemimpin Redaksi Jawa Pos (2007), VP Communications PT Astra Agro Lestari Tbk, dan Kepala Komunikasi Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki)

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement