JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah menerbitkan izin importasi beras sebanyak 500.000 ton yang diberikan kepada Perum Bulog. Namun, beras impor yang akan digunakan untuk menstabilkan harga, hanya bisa didatangkan sebanyak 281.000 ton hingga akhir Febuari 2018.
Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan, impor beras sudah disampaikan kepada Kementerian Koordinator bidang Perekonomian dan Kementerian Perdagangan. Namun, dari penugasan sebanyak 500.000 ton, Bulog hanya bisa memasukan kurang lebih 281.000 ton.
"Ini hasil kami dapatkan hanya sekian. Eksportir hanya sanggup segitu," tuturnya, di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (21/2/2018).
Menurut Djarot, ada beberapa penyebab kenapa beras tidak bisa di impor sebanyak 500.000 ton. Dalam waktu sangat pendek, negara ekspor beras ke Indonesia kesulitan mengumpulkan beras beras.
"Beras itu kan tidak terkumpul 100.000 ton dalam satu tempat, kita bayangkan kalau gudang besar, gudang Bulog satu unit 3.500 ton, sehingga kalau bicara ratus ribu ton tentu harus kolekting," ujarnya.
Baca Juga: Beras Impor Bakal Banjiri Indonesia hingga Akhir Februari
Selain itu, para eksportir juga butuh waktu untuk mengemas beras yang sudah dikolekting dan disimpan dalam curah. Setelah itu, eksportir beras ke Indonesia harus mencari kapal yang cukup untuk mengirimkan beras tersebut.
"Kapal itu pada umummnya punya jalur sendiri, secara rutin. Kalau dadakan tentu dia harus cari kapal dari daerah lain, kondisi ini tentu tidak mudah untuk jumlah banyak dalam waktu mepet ini jadi hambatan," tuturnya.
Tercatat dari 281 ribu ton yang rencananya diimpor, sudah datang 57 ribu ton beras asal Vietnam.
Sekertaris Perusahaan Perum Bulog Siti Kuwati mengatakan, selama Febuari 2018 seluruh beras impor tiba di Jakarta. Di mana dari jumlah beras impor yang sudah tiba sebanyak 57 ribu ton baru dari Vietnam.
Guna mendatangkan beras impor sendiri, diperkirakan butuh dana sebesar Rp 3,6 triliun. Dana tersebut setelah menghitung dari mulai harga beras, bea masuk, asuransi dan beberapa hal lainya yang diperkirakan Rp7.300.
Baca Juga: 6.000 Ton Beras Impor di Pelabuhan Merak Belum Dibongkar
Jumlah tersebut langsung dikalikan jumlah beras yang diimpor. Artinya Rp7.300 dikalikan 500.000 ton beras hasilnya sekitar Rp3,6 triliun.
Dana sebesar Rp3,6 triliun nantinya berasal dari kas perseroan. Adapun posisi keuangan kas Bulog saat ini sebesar Rp9,8 triliun.
Jumlah tersebut merupakan akumulasi dari kas Bulog dan juga kreditor. Dimana kreditor yang dimaksud merupakan kreditor resmi dan bukanlah suplayer.