Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Matahari Putra Prima Berencana Right Issue Rp801,8 Miliar, Ancaman Dilusinya 26,67%

Martin Bagya Kertiyasa , Jurnalis-Jum'at, 23 Februari 2018 |18:15 WIB
   Matahari Putra Prima Berencana <i>Right Issue</i> Rp801,8 Miliar, Ancaman Dilusinya 26,67%
Ilustrasi. (Foto: Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA - PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) berencana melakukan penawaran umum terbatas (PUT) V lewat Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Dalam penawaran saham ini, perseroan mengincar dana Rp801,8 miliar.

Melansir keterbukaan informasi yang diterbitkan perseroan di situs Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (23/2/2108), perseroan akan menawarkan sebanyak 1,95 miliar saham biasa dengan nilai nominal Rp50 setiap saham yang ditawarkan dengan harga pelaksanaan Rp410 per saham.

Saham tersebut, mewakili sebanyak 26,67% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah PUT V, sehingga nilai PUT V adalah sebesar Rp801,8 miliar. Dengan demikian, pemegang saham yang tidak berpatisipasi dalam right issue ini akan mengalami efek dilusi 26,67%.

Rencananya, seluruh dana yang diperoleh dari PUT V setelah dikurangi biaya-biaya dalam rangka PUT V ini akan digunakan dengan alokasi sebagai berikut sekitar 93,7% akan digunakan untuk modal kerja Perseroan, antara lain untuk keperluan peremajaan persediaan. Sementara sekira 6,3% akan digunakan oleh Perseroan untuk membayar sebagian pokok utang Perseroan kepada Bank Of China Limited (“BoC”).

Saham yang akan diterbitkan dalam rangka PUT V ini akan dapat diperdagangkan di BEI serta di luar Bursa Efek selama tujuh Hari Bursa mulai 9 April 2018 sampai dengan 13 April 2018 dan 16 April 2018, sampai dengan 17 April 2018.

Pencatatan Saham Baru hasil pelaksanaan HMETD akan dilakukan di BEI pada 9 April 2018. Tanggal terakhir pelaksanaan HMETD adalah 17 April 2018 sehingga HMETD yang tidak dilaksanakan pada tanggal tersebut tidak berlaku lagi.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement