Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Menperin: ASEAN Jadi Pasar Potensial Produk Manufaktur

Agregasi Harian Neraca , Jurnalis-Rabu, 28 Februari 2018 |14:13 WIB
Menperin: ASEAN Jadi Pasar Potensial Produk Manufaktur
Ilustrasi
A
A
A

JAKARTA – Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, ASEAN merupakan mesin kedua terbesar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dunia, setelah kontribusi dari China. Kawasan Asia Tenggara yang memiliki lebih dari 500 juta jiwa penduduk ini, dinilai menjadi pasar potensial dalam membangun basis produksi manufaktur.

“Indonesia merupakan negara terbesar di ASEAN, ekonominya sudah masuk dalam klub USD1 triliun, atau sepertiga dari ekonominya ASEAN,” ujarnya, sebagaimana disalin dari siaran resmi. Sementara, jika dilihat dari pertumbuhan ekonomi, Indonesia mampu mencapai 5,2 persen atau di atas rata-rata perolehan ASEAN sebesar 5,1 persen. Artinya, Indonesia berperan penting dalam memacu perekonomian di ASEAN.

Saat ini, perekonomian sedang dipengaruhi dengan peningkatan tenaga kerja kelas menengah, yang bisa dimanfaatkan sebagai potensi dari sumber daya manusia (SDM) dan pasar baru. Apalagi, Indonesia akan mengalami bonus demografi pada tahun 2030.

“Bonus demografi akan jadi penggerak utama ekonomi. Di negara lain seperti Jepang, saat bonus demografi, ekonominya tumbuh 5 persen. Tetapi sesudah lepas dari masa itu, turun menjadi 0,9 persen. China sekarang sudah mulai melewati, maka pertumbuhannya jadi 6,9 persen, yang sebelumnya sampai 9 persen,” papar Airlangga.

Untuk itu, menurut Menperin, kekuatan SDM Indonesia juga terletak pada jumlah mahasiswa. Para generasi muda ini diharapkan dapat mengambil kesempatan dengan meningkatkan kemampuan dan kreativitas terutama di bidang digital. “Ini menjadi pekerjaan kita bersama, dari sektor pendidikan khususnya perguruan tinggi untuk menghasilkan SDM yang berkompetensi agar mampu mencipatakan inovasi,” tuturnya.

Kemenperin telah meluncurkan program pendidikan vokasi yang mengusung konsep link and match antara Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan industri di beberapa wilayah di Indonesia. Selain itu, Kemenperin juga mendorong pembangunan technopark untuk menumbuhkan startup dalam negeri.

“Kami memberikan kesempatan bagi para mahasiswa untuk berkreasi. Nanti produk yang dihasilkan mahasiswa, dihubungkan dengan fintech. Kemenperin sudah membuat inkubasi tersebut, seperti di Bali. Dengan berbagai fasilitas yang disediakan, talent-talent bisa muncul. Karena startup butuh pasar besar, di Asean potensinya hanya di Indonesia,” ungkap Airlangga.

Sementara itu, sebelumnya, Indonesia dinilai sudah menjadi basis produksi manufaktur terbesar di ASEAN. Hal ini seiring dengan upaya pemerintah saat ini yang ingin mentransformasi ekonomi agar fokus terhadap pengembangan industri pengolahan nonmigas.

“Jadi, kita telah menggeser dari commodity based ke manufactured based,” tegas Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto. Manufaktur menjadi kunci penting guna memacu perekonomian nasional karena lebih produktif dan memberikan efek berantai yang luas.

Menurut Menperin, industri mampu meningkatkan nilai tambah bahan baku dalam negeri, menyerap banyak tenaga kerja, menghasilkan devisa dari ekspor, serta penyumbang terbesar dari pajak dan cukai. “Jangan sampai kita terus mengekspor sumber daya alam mentah kita tanpa pengolahan,” ujarnya.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement