Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Wall Street Jatuh Dipicu Kekhawatiran Tarif Impor Baja

Antara , Jurnalis-Jum'at, 02 Maret 2018 |07:24 WIB
Wall Street Jatuh Dipicu Kekhawatiran Tarif Impor Baja
Ilustrasi: Shutterstock
A
A
A

NEW YORK - Saham-saham Wall Street jatuh untuk hari ketiga berturut-turut pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB). Bursa saham AS jatuh setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan AS akan menerapkan tarif pada impor baja dan aluminium minggu depan.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 420,22 poin atau 1,68% menjadi ditutup pada 24.608,98 poin. Indeks S&P 500 kehilangan 36,16 poin atau 1,33% menjadi berakhir di 2.677,67 poin. Indeks Komposit Nasdaq berkurang 92,45 poin atau 1,27% menjadi 7.180,56 poin.

Baca Juga: Wall Street Awali Bulan Maret di Zona Merah

Trump mengatakan bahwa dia akan mengenakan tarif impor baja dan aluminium, untuk melindungi industri AS, namun para ahli mengatakan langkah tersebut dapat merugikan produsen-produsen AS dan menghadapi tantangan hukum dari mitra-mitra dagang.

Amerika Serikat menetapkan tarif 25% untuk produk impor baja dan 10% untuk aluminium pada awal minggu depan, kata Trump setelah bertemu dengan para eksekutif bisnis di Gedung Putih.

Baca Juga: Spotify IPO di Wall Street, Dibanderol USD23 Miliar

Analis mengatakan pada Kamis (1/3) bahwa pembatasan perdagangan dapat merugikan produsen-produsen AS dengan mengekspos mereka ke kompetisi dari para pesaing asing dengan biaya produksi lebih rendah yang mampu menawarkan harga lebih murah di pasar AS.

Saham Ford Motor dan General Motors jatuh lebih dari 3% pada penutupan. Boeing, Cummins dan United Technologies - pengguna baja dan aluminium lainnya - juga mengakhiri hari perdagangan dengan penurunan tajam.

Namun, saham-saham baja dan aluminium diperdagangkan menguat tajam setelah pengumuman tersebut, dengan U.S. Steel, AK Steel dan Century Alumunium, masing-masing melonjak 5%, 9% dan 7%.

Baca Juga: Wall Street Tertekan Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Para investor juga terus mengawasi Ketua Federal Reserve Jerome Powell. Dia mengatakan kepada Komite Perbankan Senat bahwa dia tidak melihat bukti menentukan bahwa penurunan stabil dalam pengangguran dan kurang kendornya pasar tenaga kerja telah menyebabkan kenaikan upah.

Belum lama ini Ketua The Fed baru tersebut memberi isyarat dalam kesaksian kebijakan moneter pertamanya, bahwa bank sentral dapat menaikkan suku bunga lebih dari tiga kali tahun ini, jika data ekonomi dan inflasi terus terbukti sehat.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement