Dia mengatakan bahwa pihaknya menyambut positif perusahaan rintisan yang memiliki minat untuk menjadi perusahaan terbuka sehingga diharapkan dapat lebih menyemarakkan perdagangan saham di pasar modal Indonesia.”Dengan demikian pasar modal Indonesia dapat semakin menjadi cerminan maupun tolok ukur bagi kemajuan perekonomian Indonesia," paparnya.
Direktur Utama Kresna Sekuritas, Octavianus Budiyanto mengemukakan bahwa terdapat dua perusahaan rintisan bidang teknologi informasi untuk masuk ke pasar modal melaui mekanisme IPO.”Dua perusahaan startup itu masih berelasi dengan Kresna," katanya.
Sebelumnya, President dan Co-Founder Go-Jek, Andre Soelistyo pernah mengatakan, pihaknya berminat untuk menawarkan saham perdana atau initial public offering (IPO), namun masih terkendala peraturan yang dinilai tidak fleksibel.”Secara aspirasi, sangat ingin sekali go public lebih cepat. Apalagi consumer kami bisa jadi pemegang saham, “ujarnya.
Menurutnya, saat ini ada dua isu yang masih menjadi kendala. Pertama, perusahaan sejenis Go-Jek masih muda, termasuk dari segi historical financial. Kedua, ada pula tantangan dari sisi regulasi. Menurut Andre, aturan IPO di luar negeri terbilang fleksibel, terutama dalam hal profitabilitas. Andre juga menyebut soal klasifikasi kepemilikan saham. "Atau perusahaan bisa memiliki kelas saham yang berbeda,” tuturnya.
(Risna Nur Rahayu)