JAKARTA - Pengamat Ekonomi Aviliani menyarankan agar Bank Indonesia (BI) bisa lebih agresif menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah yang tengah memasuki tren terdepresiasi terhadap dolar AS. Kini tren Rupiah bergerak direntang Rp13.700 sampai Rp13.800 per dolar AS.
Aviliani menyatakan, para pelaku pasar valuta asing (valas) memiliki level psikologis terhadap nilai tukar Rupiah di batas tertentu. Oleh sebab itu, penting untuk BI harus mengawal fluktuasi Rupiah untuk menghindari kepanikan di pasar.
Baca Juga: Rupiah Dibuka Menguat Tipis di Rp13.768/USD
"BI harus bisa menahan Rupiah di bawah level psikologis, di batas tertentu, sehingga pelemahan Rupiah yang sedang terjadi saat ini tidak membuat orang menjadi panik," ujar Aviliani dalam acara Economic Outlook di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (7/3/2018).
Dia pun menyarankan untuk BI lebih berkoordinasi dengan pemerintah guna mencermati kekuatan industri di dalam negeri dalam menghadapi tren pelemahan Rupiah.
Sehingga langkah BI merespons pelemahan Rupiah tidak hanya memanfaatkan cadangan devisa yang hingga akhir Februari 2018 sebesar USD132 miliar.
"BI jangan menghajar langsung di pasar, tetapi harus melihat dulu kekuatan industri," ucapnya.
Baca Juga: Rupiah Tertekan, Kadin Berharap Tak Capai Rp14.000/USD
Aviliani pun tidak memungkiri, para pelaku pasar valas memiliki batas psikologis yang akan memicu berlanjutnya tren depresiasi.
Hal ini diakuinya, saat menjawab pertanyaan Analis PT MNC Sekuritas, Edwin Sebayang yang menyebutkan bahwa level psikologis saat ini di level Rp14.000/dolar AS.
"Rupiah memang memiliki batas psikologis," jawabnya.
Baca Juga: Rupiah Terus Melemah Sentuh Rp13.776 Sore Ini
Kata dia, Rupiah dalam nilai tertentu memang akan membuat panik pasar. Berbeda dengan IHSG yang meski investor asing menarik dananya, namun IHSG akan tetap kuat karena ditopang investor domestik.
"Karena, IHSG didukung oleh investor domestik dengan dana-dana jangka panjang," jelasnya.
Untuk diketahui, berdasarkan kurs tengah BI, saat ini nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS berada di level Rp13.763 atau mengalami depresiasi dibandingkan penutupan transaksi kemarin yang berada di level Rp13.750.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)