JAKARTA - Kebutuhan akan obat menempati posisi setara dengan keutuhan sembako. Artinya, kebutuhan obat juga menjadi kebutuhan primer bagi mereka yang sakit.
Atas dasar ini, maka bisnis toko obat mini dengan modal relatif kecil sangat cocok dijalankan oleh Anda yang pengangguran. Tidak hanya memiliki prospek cerah, tetapi omzetnya pun lumayan menggiurkan.
Untuk jelasnya, mengutip "Pengangguran Kaya Raya" karya Wildan Fatoni, berikut analisis usaha bisnis toko obat mini.
|
Modal Investasi Awal |
||
|
Etalase kaca 2 unit |
Rp3.000.000 |
|
|
Lemari kaca besar |
Rp1.500.000 |
|
|
Mesin hitung uang mini |
Rp750.000 |
|
|
Renovasi tempat usaha |
Rp2.000.000 |
|
|
Meja dan kursi |
Rp500.000 |
|
|
Promosi |
Rp250.000 |
|
|
Stok obat-obatan awal |
Rp1.000.000 |
|
|
Total |
|
Rp9.000.000 |
|
Biaya Operasional bulanan |
||
|
Listrik, telepon, dan lain-lain |
Rp300.000 |
|
|
Harga pokok obat |
Rp1.000.000 |
|
|
Transportasi |
Rp300.000 |
|
|
Biaya perlengkapan |
Rp300.000 |
|
|
Gaji karyawan 1 orang |
Rp700.000 |
|
|
Total |
|
Rp2.600.000 |
Asumsi Pendapatan per Bulan
Diasumsikan omzet per hari Rp150.000 dikalikan 30 hari. Maka, pendapatan yang didapat sebesar Rp4.500.000 per bulan.
Sedangkan untuk keuntungan, dengan pendapatan Rp4.500.000 dan biaya operasional bulanan Rp2.600.000 maka didapat laba sebesar Rp1.900.000 per bulan.
Analisis harga peralatan, perlengkapan dan biaya-biaya lain wirausaha ataupun bisnis bisa berubah kapan saja seiring waktu.
(Fakhri Rezy)