"Tetapi saya lihat bahwa kondisi ini tetap secara year to date Rupiah depresiasi dikisaran 1,5%. Kalau ikuti 2 hari terkahir ini kondisi penguatan USD ternyata tidak terus berlangsung," ujar Agus.
Sebab, lanjut Agus, bila dilihat dari komunikasi bahwa kemungkinan dengan aturan bea masuk masih akan dibahas dan belum tentu dari senat dan parlemen AS mendukung. Jadi hal ini masih dalam kondisi berbeda.
"Kondisi kekuatan dolar itu tidak berketerusan. Yang kami ingin sampaikan dinamika di eksteren yang memang berdampak pada negara di dunia termasuk di Indonesia. Untuk di Indonesia tidak ada pergerakan, kita memang ada bagian dari sitem ekonomi dunia jadi pengaruh eksteren bisa berpengaruh," tuturnya.
Meski demikian, BI akan tetap menjaga stabilitas nilai tukar yang bergantung pada fundamental dan hubungan Rupiah dengan mata uang dunia baik.
"Fundamental kita kan inflasi terjaga dengan baik, neraca pembayaran positif dan pertumbuhan ekonomi di kuartal IV menunjukan kondisi membaik. Jadi ungkapan disampaikan itu belum tentu sesuatu bisa pegangan, karena BI selama ini jaga stabilitas Rupiah," tandasnya.
(Fakhri Rezy)