Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Aset Terbesar Perusahaan adalah Karyawan Cerdas

Koran SINDO , Jurnalis-Kamis, 15 Maret 2018 |13:46 WIB
Aset Terbesar Perusahaan adalah Karyawan Cerdas
Foto: Okezone
A
A
A

Kalau leadership zaman dulu itu seorang pemimpinnya akan bicara “Saya paling benar sendiri”. Saya tidak begitu. Saya ingin karyawan mengutarakan apa yang mereka pikirkan, karena saya tidak bisa membaca pikiran mereka. Jadi, lebih baik kita debat dan diskusi mencari mana yang terbaik. Kepemimpinan itu adalah saling melengkapi antara young generation dan old generation, karena generasi muda biasanya memiliki ide-ide cerdas. Di sisi lain, kita punya wisdom dan experience yang jadi penyeimbang.

Bagi Bapak, siapa sosok panutan atau yang menginspirasi?

Ibu saya. Beliau sangat berpengaruh di kehidupan saya. Meskipun sudah masuk usia pensiun, beliau masih aktif mengajar, bahkan masih hadir di acara seminar atau konferensi. Beliau sepertinya tidak pernah merasa lelah. Padahal terkadang dalam hidup ada masanya kita lelah atau bad mood, tetapi beliau selalu bilang sama saya: “Lihat anak dan istrimu. Jangan pernah kamu lelah. Kamu kerja untuk keluarga dan orang di sekitar. Kita harus bisa bantu mereka.” Jadi, ibu saya tidak pernah berpikir untuk diri sendiri, ketika dia bekerja ya bekerja untuk orang lain. Ini membuat hidup lebih berarti.

Ada pengalaman berkesan selama berkarier?

Waktu tahun 1998 terjadi kerusuhan di Lhokseumawe, Aceh. Pada saat itu saya baru saja lulus kuliah dari luar negeri, lalu ditempatkan di Medan. Pada saat kerusuhan di Lhokseumawe saya ditugaskan ke sana. Dari situ saya melihat, ternyata Indonesia membutuhkan asuransi karena dulu kan tidak ada yang diasuransikan. Jadi, saya berpikir bahwa saya harus tetap di asuransi. Kita perlu aktif dalam sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat akan pentingnya asuransi. Filosofi saya, bukan untuk berjualan, melainkan memberdayakan masyarakat untuk menjalani hidupnya dengan lebih baik.

Apakah Bapak punya mimpi yang masih ingin diwujudkan?

Saya ingin sekali jika nanti pensiun bisa kembali ke kampus, karena ilmu itu yang akan saya tularkan kepada generasi berikutnya. Saya sangat ingin meneruskan sekolah doktor. Dengan terus belajar, ilmu kita akan selalu bertambah. Kalau sudah pensiun lebih kepada berbagi pengalaman dan pengetahuan. (Kunthi fahmar sandy/KoranSindo)

(Rani Hardjanti)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement