Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

BI Yakin Fed Rate Naik 3 Kali Tahun Ini

Yohana Artha Uly , Jurnalis-Kamis, 22 Maret 2018 |20:44 WIB
BI Yakin Fed <i>Rate</i> Naik 3 Kali Tahun Ini
Foto: Yohana Artha Uly/Okezone
A
A
A

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) memprediksi Federal Reserve atau bank sentral Amerika Serikat (AS) akan menaikkan suku bunga acuannya sebanyak tiga kali pada tahun ini. Hal tersebut atas pertimbangan perekonomian Negeri Paman Sam tersebut.

Asal tahu saja, Federal Reserve baru saja menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis points (bps). The Fed memutuskan untuk menaikkan kisaran target Fed Fund Rate (FFR) menjadi 1,5% hingga 1,75% usai mengakhiri pertemuan dua hari pada Rabu 21 Maret 2018.

Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Yoga Affandi mengatakan, kenaikan suku bunga FFR sesuai dengan perkiraan Bank Sentral. Ke depan, memang The Fed diperkirakan akan kembali menaikkan suku bunga FFR seiring pertumbuhan ekonomi AS yang akan lebih tinggi ditopang oleh investasi dan konsumsi yang terus menguat.

Baca Juga : JK Minta Perbankan Turunkan Suku Bunga Deposito

Namun menurutnya, kenaikan suku bunga acuan The Fed diperkirakan hanya mencapai tiga kali di tahun 2018. Hal ini didukung data-data ekonomi AS yang dirilis beserta proyeksi sejumlah analis.

"Melihat dari prediksi inflasi (AS) yang merupakan target dari The Fed itu tidak berubah, itu dari yang kami baca. Kemudian kami juga melihat dari kebanyakan analis yang kita analisis, itu mengatakan bahwa kenaikan based line untuk tahun ini cukup tiga kali," ujar dia di Gedung BI, Jakarta, Kamis (22/3/2018).

Prediksi ini, kata dia, membuat reaksi pasar pun merespons lebih tenang. “Itu membuat reaksi pasar lebih tenang karena sudah di price-in. Hal itu memberikan ketenangan dan kepercayaan kepada pasar,” katanya.

Baca Juga : DBS: BI Bakal Naikkan Suku Bunga di Level 5%

Meski demikian, tidak menutup peluang kenaikan FFR hingga 4 kali. Karenanya, BI akan terus mencermati perekonomian AS, sebab bila terus lebih baik daripada perkiraan serta ada berbagai macam data-data bisa berdampak pada ekonomi global.

"Itu bisa mengganggu keseimbangan ekonomi global, kita akan terus memadai," ucapnya. 

Sementara itu, menanggapi kenaikan FFR sebesar 25 bps, Yoga mengatakan tak ada perubahan pada sikap (stance) BI yang ke depan masih tetap netral. Stance BI terutama didasari oleh pergerakan inflasi dan diprediksi inflasi tahun ini masih sesuai target BI.

"Inflasi ke depan kami yakini akan tetap berada pada 3,5% plus minus 1%," ucapnya.  

(feb)

(Rani Hardjanti)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement