Sebelumnya, Mantan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Rizal Ramli meminta Deputi dan Gubernur Bank Indonesia terpilih jujur soal utang, baik pemerintah ataupun swasta. Pasalnya, sangat mengkhawatirkan jumlah utang yang tercatat saat ini.
Hal tersebut disampaikan Rizal kepada Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dalam rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan pakar terkait Deputi Gubernur dan Gubernur Bank Indonesia (BI) yang baru.
"Kami minta BI harus jujur. Karena ada Rp840 triliun utang yang harus dibayar oleh tahun ini. Jadi lebih dari APBN bayar pokok dan bungan" tuturnya.
Dia melanjutkan, dulu pada 1996 pemerintah dan BI memberikan keyakinan bahwa utang Indonesia tidak terlalu banyak atau dalam kondisi aman terhadap perekonomian. Padahal, ketika terjadi krisis ekonomi 1998, utang yang tadinya dianalisisis tidak terlalu bahaya, justru dampaknya besar sekali.
"Total utang pada waktu itu BI tidak punya, jadi kami minta deputi dan Gubernur BI berikan informasi yang benar, walaupun menyakitkan. Tapi kita tahu bahwa utang itu semakin besar baik pemerintah dan swasta," ujarnya.
(Fakhri Rezy)