JAKARTA – Pasar hunian tapak di Bogor makin dilirik banyak orang. Berdasarkan catatan Rumah.com Property Index, rumah dengan harga di bawah Rp1 miliar di Bogor pada Q1 2017 hingga menjelang akhir Q1 2018 mengalami pergerakan yang fluktuatif.
Pada Q1 2017 median harga rumah di bawah Rp1 miliar di Bogor sebesar Rp5 juta/meter persegi. Sementara di Q1 2018 terjadi penurunan tipis mencapai Rp250 ribu. Pilihan rumah tapak di Bogor dengan harga Rp500 jutaan pun bisa ditemukan di sini.
Baca Juga: Pegang Peran Kebutuhan Papan, Sektor Properti Tak Bisa Disepelekan
Meski median harganya mengalami pergerakannya yang fluktuatif, namun ke depannya pangsa rumah tapak di Bogor diprediksi akan mengalami peningkatan pasca beberapa proyek infrastruktur seperti Tol Bogor Outer Ring Road (BORR) Seksi II selesai.
Selain itu pintu keluar dan masuk tolnya juga akan dilebarkan. Kemudahan akses ini tentunya juga bisa menambah daya tarik Bogor selain keunggulan yang telah ada seperti jalur commuter line dan proyek pembangunan LRT atau Light Rail Transit yang tengah berjalan.
Sementara itu secara spesifik, pasar rumah tapak di Bogor akan terus berkembang ke arah timur. Utamanya di sepanjang jalur Transyogi Cibubur – Cileungsi yang dalam dua tahun terakhir terus menarik minat banyak investor.
Baca Juga: Tahun Anjing Tanah Waktu yang Tepat Beli Rumah, Begini Penjelasannya
Jalur Transyogi yang dikenal sebagai kawasan ramah hunian, kini mulai banyak dikembangkan area komersial. Setidaknya di jalur ini ada 50 proyek properti, mulai perumahan (rumah sederhana hingga mewah), pertokoan, hotel, pusat perbelanjaan, apartemen, dan kawasan industri.
Dilihat dari padatnya traffic di jalur alternatif ini pun menjadi indikator bahwa kawasan ini tengah tumbuh secara cepat. Masyarakat dari kawasan lain turut bermigrasi ke koridor Transyogi yang jaraknya sekitar 13km dari pintu Tol Cibubur sampai Taman Buah Mekarsari/Harvest City.
“Inilah alasan utama mengapa jalur Transyogi mulai menjadi primadona para investor. Dengan jumlah penduduk yang terus meningkat, membuat kawasan ini sangat potensial bagi investasi berbagai bidang. Mulai kuliner, wisata keluarga, ritel, pendidikan, perkantoran, kawasan industri,” terang Hendry Nurhalim, Chief Executive Officer (CEO) Harvest City.