Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Rupiah Sentuh Rp13.900, BI: Kita Masih Lebih Baik dari Brasil hingga Turki

Ulfa Arieza , Jurnalis-Senin, 23 April 2018 |17:47 WIB
Rupiah Sentuh Rp13.900, BI: Kita Masih Lebih Baik dari Brasil hingga Turki
Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menyebut bahwa pelemahan Rupiah bukanlah pelemahan mata uang terdalam. Pelemahan nilai tukar mata uang terhadap dolar Amerika, tidak hanya terjadi pada negara berkembang, akan tetapi juga turut menyeret mata uang utama seperti Yen Jepang dan Euro.

Direktur Departemen Pengelolaan Moneter BI Rahmatullah mengatakan, banyak mata uang negara berkembang yang jauh lebih tertekan.

 Baca juga: Rupiah Dibuka Tembus Rp13.908/USD

"Tentunya kita sebagai bagian dari emerging tidak terlepas dari itu. Kita masih termasuk yang paling rendah," kata dia di Kantor Bank Indonesia, Jakarta, Senin (23/4/2018).

Rupiah Tak Berisiko Melemah ke Level Rp15.000 per Dolar AS

Dari pantauan bank sentral, nilai tukar Rupiah dari awal tahun hingga periode dua sampai tiga hari lalu mengalami depresiasi hingga 2,23%. Akan tetapi, pelemahan Rupiah cenderung lebih baik ketimbang koreksi mata uang negara berkembang lainnya, seperti Brazillian Real (turun 2,81%), Indian Rupee (turun 3,38%), Philippine Peso (turun 4,15%), dan Turkish Lira (turun 6,54%).

Dua negara berkembang yang masih kokoh terhadap Dolar AS adalah mata uang Thailand, Thai Baht yang menguat 4,01% dan mata uang Malaysia, Ringgit Malaysia yang terapresiasi 3,82%.

Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Sentuh Rp13.747 per Dolar AS

Rahmatullah menjelaskan, depresiasi Rupiah lebih banyak disebabkan faktor eksternal. Paling dominan adalah kembali menguatnya Dolar AS terhadap mata uang utama seperti Yen Jepang dan Euro.

Di samping itu, yield global khususnya US treasury sudah mendekati 3%. Kenaikan yield treasury disebabkan antisipasi pasar global terhadap kenaikan Fed Fund Rate dalam waktu dekat.

"Juga didukung oleh data ekonomi AS yang terus bagus, di mana data inflasi kemungkinan diyakini akan mencapai target. Jadi itu yang membuat nilai tukar dolar menguat terhadap nilai mata uang utama dan emerging, serta yield nya juga mendekati naik tinggi," jelas dia.

(Fakhri Rezy)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement